Liputan6.com, Jakarta - PPC, pil penyebab tingkah seseorang seperti 'kesetanan' dan perenggut dua nyawa dari 68 remaja di Kendari, Sulawesi Tenggara dikabarkan sudah memasuki Jakarta dan sekitarnya. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Aziz mengatakan, sudah menyiapkan langkah guna pencegahan.
Ia menyebut sudah ada tim khusus yang akan menangani hal tersebut.
"Sudah saya tugaskan Direktorat Narkoba, membentuk tim dan 13 Kapolres untuk lakukan penyelidikan ini tindakan sebagai pencegahan kepada masyarakat," kata Jenderal Bintang Dua ini saat menyambangi Kantor YLBHI, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2017).
Advertisement
Menurut dia, daerah rawan di wilayah hukum Polda Metro Jaya dibagi menjadi tiga ring. Ring pertama adalah lima wilayah Jakarta. Ring 2 meliputi Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sementara daerah sekitar Kepulauan Seribu masuk ring 3.
"Semua wilayah Jakarta rawan ya, ring 2 Bekasi, Depok, Tangerang, dan ring 3 Pulau Seribu situ," lanjut Idham.
Selain tim internal Polda Metro Jaya, institusi lain seperti Badan Pengawas Obat Makanan dan Balai Kesehatan turut dirangkul mengawasi peredaran PCC. Hal ini guna penyelidikan lebih mendalam. Idham mengatakan akan bertindak tegas pada para pelaku.
"Ya kalau terbukti kita akan lakukan (penindakan)," tutur Idham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pabrik PCC di Surabaya
Sebelumnya, Penyidik Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri kembali menggerebek sebuah lokasi yang diduga menjadi tempat produksi pil PCC. Kali ini, penyidik menggeledah di Surabaya, Jawa Timur.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Eko Daniyanto mengatakan, mengamankan satu orang tersangka dalam penggerebekan pada Selasa (19/9/2017).
"Alhamdulillah berhasil ada satu tersangka dan barang bukti," kata Eko saat dihubungi di Jakarta, Selasa (19/9/2017).
Menurut Eko, saat ini pihaknya masih terus mendalami keberadaan tempat yang diduga digunakan sebagai pabrik PCC ini. Namun, ia enggan mengungkapkan jumlah barang bukti yang berhasil disita polisi.
"Siang ini tim masih bekerja," ucap Eko.
Advertisement