Jeritan Hati Pengungsi Rohingya yang Terjebak di Perbatasan Myanmar

untuk menghindari kebrutalan militer Myanmar sejumlah anak-anak bersama pria paruh baya tak berdaya dan terpaksa harus tinggal di Rakhine

oleh Liputan6 diperbarui 25 Sep 2017, 08:35 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2017, 08:35 WIB

Liputan6.com, Rakhine - Eksodus besar besaran muslim Rohingya dari Myanmar untuk menghindari penganiayaan brutal tampaknya telah berkurang. Namun puluhan ribu orang lainnya terjebak dan terlantar di pantai atau di hutan setelah militer menembaki mereka.

Seperti ditayangkan Fokus Pagi Indosiar, Senin (25/9/2017) untuk menghindari kebrutalan militer Myanmar sejumlah anak-anak bersama pria paruh baya tak berdaya dan terpaksa harus tinggal sementara di sebuah lokasi lantaran terjebak menyusul aksi penembakan militer Myanmar. Kini mereka menunggu waktu untuk melarikan diri ke Bangladesh.

Sedangkan ribuan orang lainnya banyak yang terjebak di Myanmar. Umumnya mereka nelayan dan berhasil menyeberang ke tempat yang aman setelah militer membakar kapal kapal mereka.

Bahkan mereka hampir putus asa saat mereka bersembunyi di hutan-hutan dan tepi pantai untuk menghindari kekerasan militer dan budhis. Kondisi mereka memprihatinkan karena tidak ada persedian makanan selama dalam pelarian tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya