Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta seluruh aparat kepolisian agar mewaspadai naiknya suhu politik jelang Pilkada 2018 mendatang. Menurut Jokowi, polisi harus mampu meredam suhu politik agar tidak memanas pada saat perhelatan Pilkada Serentak 2018.
"Naik boleh tapi sedikit, hangat dikit tapi tidak sampai panas. Karena politik ya seperti itu," kata Jokowi di hadapan perwira kepolisian dalam Apel Kasatwil di Akademi Kepolisian, Semarang, Jawa Tengah, Senin (9/10/2017).
Baca Juga
Jokowi berpendapat, dalam pilkada terutama pada masa kampanye, banyak isu liar berkembang. Bahkan, isu yang benar bisa dianggap salah dan isu yang salah bisa menjadi benar.
Advertisement
Namun, mantan Wali Kota Solo itu melihat masyarakat mulai berubah menghadapi situasi-situasi seperti itu.
"Sumber-sumber yang kita perkirakan akan memprovokasi juga harus dipetakan secara detail. Siapa dan akan melakukan apa, intelijen kita harus punya data komplet mengenai ini," terang Jokowi.
Jokowi berharap, sebaiknya Polri harus bisa menyiapkan berbagai rencana untuk menghadapi suhu politik saat Pilkada nanti. Sehingga, pencegahan bisa lebih dulu dilakukan.
"Jangan sampai sudah kejadian kita bingung mencari air untuk memadamkan. Harus plan a, b, c. Harusnya sudah terbiasa dengan rancangan seperti itu," tandas Jokowi.
Â
Harus Netral
Jokowi juga meminta Polri untuk tetap bersikap netral pada perhelatan poltik Pilkada 2018 mendatang.
"Saya juga titip pesen, yang namanya Polri itu harus netral dalam setiap kontestasi politik baik yang ada di Kabupaten atau Kota maupun Provinsi untuk 2018," tegas Jokowi.
Menurut Jokowi, politik Polri adalah politik negara. Oleh karena itu, dalam melaksanakan sikap politiknya, Polri wajib loyal dan setia kepada negara, rakyat dan pimpinan.
"Kalau itu kita kerjakan, selesai, enggak akan ada yang berani macam-macam," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement