Liputan6.com, Jakarta - Dalam acara dialog dengan warga yang menerima sertifikat tanah, Jokowi menantang seorang warga untuk menyebutkan 5 sila dalam Pancasila.
Hadiahnya? Tentu saja ada. Sepeda! Syaratnya, warga penerima sertifikat tanah yang bernama Jalaludin itu harus bisa menghapal Pancasila.
Baca Juga
"Bisa hafal Pancasila? Kalau bisa saya kasih sepeda," tantang Jokowi.
Advertisement
Dengan semangat, Jalaludin langsung mengiyakan. Penuh percaya diri dia berdiri di samping Presiden, dan mulai menghapal Pancasila.
"Pancasila. 1, Ketuhanan Yang Maha Esa. 2, Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3, Persatuan Indonesia. 4, Kerakyatan Indonesia," sebut Jalaludin yang langsung disambut gelak tawa Presiden dan warga.
Presiden Jokowi kemudian mengoreksi sila ke empat yang salah diucapkan Jalaludin, dan meminta pria itu menyebutnya dengan cara dieja.
Jalaludin kemudian mengikuti satu per satu ejaan sila dalam Pancasila yang diperintahkan Presiden Jokowi. Setelah itu, Presiden Jokowi memberikannya hadiah sepeda meski ia tak hafal semua sila Pancasila.
Presiden Jokowi blusukan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, antara lain untuk meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Desa Kuta, Lombok Tengah. Presiden juga membagikan ribuan sertifikat tanah sembari berdialog dengan warga.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Â
3 Tahun Pemerintahan Jokowi
Hari ini, 20 Oktober 2017, tepat 3 tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Selama kurun waktu ini, Jokowi telah blusukan ke 33 provinsi di luar Ibu Kota Jakarta.
Banyak sudah yang dia lihat, rasakan, dan kerjakan. Semua pengalaman dan sepak terjangnya memimpin negeri tercinta ini ia tuangkan dalam sebuah catatan yang diunggah di akun Facebooknya, Jumat (20/10/2017).
Berikut catatan Jokowi untuk 3 tahun pemerintahannnya:
"Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasai. Tiga tahun semenjak menjadi Presiden Republik Indonesia, saya telah mendatangi 33 provinsi di luar ibukota Jakarta, dari Aceh di ujung barat sampai Papua di ujung timur, dari Nusa Tenggara di pinggir selatan sampai ke Pulau Miangas yang terluar di utara.
Sejak kunjungan pertama ke Kabupaten Karo di Sumatera Utara pada 29 Oktober 2014, sembilan hari setelah dilantik, sampai hari ini, saya tetap blusukan: menghadiri sedikitnya 520 acara dalam 1.095 hari sebagai Presiden!
Apa yang saya inginkan dari blusukan ke seluruh pelosok negeri?
Saya ingin memastikan semua program pemerintah yang sudah direncanakan telah dilaksanakan dengan benar, mengontrol jalannya proyek-proyek strategis nasional, mengecek hambatan-hambatan dan mencarikan jalan keluarnya.
Kita gencar membangun infrastruktur untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dan meningkatkan daya saing dengan negara lain.
Anggaran untuk infrastruktur ini telah ditingkatkan pemerintah dari Rp177 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp401 triliun pada tahun 2017.
Kita telah menyelesaikan pembangunan tujuh Pos Lintas Batas Negara yang layak dan membanggakan di perlintasan utama sepanjang perbatasan dengan negara tetangga Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste.
Selain itu, dalam tiga tahun ini, panjang jalan tol di Indonesia telah bertambah 300 kilometer dari semula hanya 780 kilometer di tahun 2014.
Jalan-jalan tol untuk mempermudah konektivitas antardaerah dan memperlancar arus barang dan logistik kini sedang dikebut pengerjaannya.
Saya menargetkan, jalan tol di Indonesia bertambah 1.800 kilometer dalam periode 2015-2019.
Saat itu, Sumatera dan Jawa serta sebagian Kalimantan telah terhubungkan jalan bebas hambatan dari ujung ke ujung.
Selain jalan tol, kita pun membangun jalan-jalan nasional di berbagai lokasi. Total jalan yang sudah dibangun dalam tiga tahun terakhir sudah mencapai 2.623 kilometer termasuk jalan-jalan perbatasan, Trans Papua, Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur.
Panjang jembatan yang dibangun sampai Oktober 2017 juga telah mencapai 25.149 meter.
Kita juga membangun pelabuhan, mulai dari Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Kuala Tanjung di Sumatra Utara, dan Makassar New Port di Sulawesi Selatan, serta pelabuhan-pelabuhan kecil di berbagai pulau.
Tahun depan akan dimulai pembangunan pelabuhan di Sorong, Papua.
Indonesia sebagai negara besar yang memiliki 17.000 pulau namun tidak semua pulaunya dapat disinggahi kapal.
Karena itu di pulau-pulau terpencil di Natuna, Miangas, kita bangun bandara. Tiga tahun ini kita membangun tujuh bandara baru dan membenahi 439 bandara lama.
Tahun 2017 ini, pemerintah juga menyelesaikan pembangunan 33 waduk dari 49 yang direncanakan.
Di antara berbagai kunjungan itu, saya tak pernah melewatkan bertemu masyarakat dan anak-anak sekolah, untuk membagikan Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Program Keluarga Harapan serta sertifikat hak milik atas tanah.
Saya telah membagikan secara langsung 1.286.395 lembar Kartu Indonesia Sehat untuk warga 514 kabupaten dan kota. Sampai Oktober 2017 ini, KIS telah diterima 182 juta penduduk Indonesia.
Saya juga membagi langsung 46.336 lembar Kartu Indonesia Pintar di 39 kota dan kabupaten dari lebih 8 juta KIP yang telah dibagikan kepada siswa-siswa sekolah.
Mengapa bantuan sosial nontunai ini begitu penting? Karena ini investasi sumber daya manusia, bagian dari persiapan kita menghadapi bonus demografi di tahun 2025-2030. Pada periode itu diperkirakan penduduk usia produktif Indonesia paling besar.
Selain itu, untuk mengejar target sertifikasi lahan di seluruh Indonesia, saya pun turun tangan dengan membagikan langsung 137.035 lembar sertifikat hak milik tanah untuk rakyat dalam dua tahun program ini di setidaknya 37 lokasi di 22 provinsi.
Di seluruh Indonesia ada 126 juta bidang tanah, baru 46 juta bidang yang bersertifikat. Inilah yang membuat rakyat lebih sering salah ketika terjadi sengketa tanah antara orang dengan orang, orang dengan perusahaan, orang dengan pemerintah. Mereka tidak memiliki sertifikat, tak ada bukti kepemilikan atas tanah.
Begitulah. Tiga tahun sebagai Presiden Republik Indonesia, tiga tahun pula saya blusukan ke seluruh Indonesia.
Tak semua pembangunan itu dapat saya sampaikan satu per satu. Perjalanan kita tentu masih jauh mengingat negara ini sungguh besar dalam arti sebenar-benarnya.
Dihuni 255 juta penduduk, membentang di atas lebih 17.000 pulau, terdiri atas 714 suku bangsa yang berbicara dalam lebih 1.100 bahasa.
Di atas keragaman itu, kita tetap hidup dalam harmoni, dipersatukan oleh Pancasila, sebagaimana semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Tiga tahun menjadi Presiden Republik Indonesia, pekerjaan kita masih jauh dari selesai. Negara kita besar, maka target kita juga harus besar. Agar kita berdaya saing kuat, berdiri tegak dan sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya.
Terima kasih, semoga Allah SWT meridhai segenap kerja kita bersama."
Â
Advertisement