Duet Kiai Muda Tunggu Rekomendasi Partai untuk Pilkada Bangkalan

Pengamat politik menilai, bila Hasani dan Nasih disandingkan akan jadi calon paling kuat memenangi Pilkada Bangkalan

oleh Musthofa Aldo diperbarui 21 Okt 2017, 18:06 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2017, 18:06 WIB
KH Nasih Aschal
Ketua RMI Bangkalan, KH Nasih Aschal saat melepas tim sepakbola As Salam FC Modung untuk mengikuti putaran final LSN 2018 di Bandung

Liputan6.com, Bangkalan Nasih Aschal dan Hasani Zubair, keduanya kandidat calon bupati Pilkada Kabupaten Bangkalan 2018, tampak makin mesra dan kompak jelang turunnya rekomendasi partai November mendatang.

Nasih merupakan Ketua Robitoh Ma'ahid Islami, organisasi persatuan pesantren. Juga pengasuh Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Demangan dan Ketua DPC Nasdem. Ada pun Hasani Zubair adalah Ketua GP Ansor Bangkalan sekaligus Ketua Yayasan Pondok Pesantren Nurul Cholil Demangan. Dua pesantren itu merupakan pesantren tertua dan berpengaruh di Kabupaten Bangkalan.

Kekompakan dua kiai muda ini terlihat saat pemberangkatan tim sepakbola As Salam FC Modung, yang berhasil lolos ke putaran final Liga Santri Nasional ke III yang dipusatkan di Kota Bandung. Hasani semula dijadwalkan melepas tim tersebut dari kantor GP Ansor, Jumat 20 Oktober 2017. Namun, karena di hari yang sama Hasani ada pertemuan di Surabaya, Nasih Aschal yang didapuk menggantikan Hasani.

Di kesempatan lain, keduanya juga kerap menghadiri acara bersama. Kekompakan itulah kemudian memunculkan penilaian keduanya akan bersanding di Pilkada Bangkalan 2018.

"Alhamdulilah kalau banyak yang menilai kami pasangan yang pas, saya dan Hasani memang memiliki banyak pandangan yang sama soal membangun Bangkalan," kata Nasih.

Bila keduanya dinasibkan berpasangan, siapakah yang akan duduk sebagai Bangkalan satu alias calon bupati?

Pertanyaan ini muncul karena saat mereka ikut penjaringan calon bupati di PDI Perjuangan dan Hanura Agustus lalu, Nasih dan Hasani sama-sama mengisi formulir kandidat calon bupati.

"Bagi saya, selama berpasangan dengan Hasani, tak penting siapa yang jadi calon bupati dan wakil bupati," ujar Nasih.

Ada pun soal rekomendasi partai, Nasih mengatakan, masih terus mengupayakan dengan menjalin komunikasi dengan sejumlah DPP partai politik.

"Sebagai kader Nasdem, saya sudah komunikasi dengan DPP Nasdem agar merekomendasi saya. DPP Nasdem juga membebaskan saya melakukan lobi ke partai lain," kata dia.

Sebelumnya, Dosen Ilmu Politik Universitas Negeri Surabaya, Awang Dharmawan, menilai bila Hasani dan Nasih disandingkan akan jadi kekuatan yang sulit disaingin calon lainnya.

Kalkulasi sederhananya, kata Awang, dilihat dari jumlah santri dan alumni pesantren milik Nasih dan Hasani.

"Pasangan ini kuat di grassroots, kalau disatukan akan jadi kekuatan yang luar biasa. Partai harus melihat potensi ini," ungkap dia.

 

3 Partai

Sebenarnya, Awang melanjutkan, hingga hari ini belum ada DPP partai manapun yang resmi mengeluarkan rekomendasi terkait Pilkada Bangkalan. Munculnya dua pasangan calon yaitu pasangan Abdul Latief-Muhni dan Farid Alfauzi-Sudarmawan, masih sebatas klaim sepihak.

Pasangan Latief-Muhni misalnya, mengklaim didukung koalisi Gerindra, PPP, PKS, dan Golkar. Klaim muncul karena mereka didukung oleh pengurus masing-masing partai di daerah. Juga karena Latief merupakan Ketua DPC Bangkalan kubu Romahurmuzy. Meski belakangan pengurus PKS Bangkalan membantah mendukung pasangan ini.

Begitu juga duet Farid-Sudarmawan yang disebut didukung koalisi Hanura, Demokrat, dan PAN. Prediksi koalisi itu muncul karena Farid selain jadi anggota DPR RI, ia juga Ketua DPP Partai Hanura. Sedangkan Demokrat diprediksi masuk koalisi ini karena sosok Darmawan. Saat ini ia menjabat Kepala BPBD Jatim dan maju Pilkada Bangkalan atas restu Gubernur Jatim Soekarwo, yang juga Ketua DPD Demokrat.

"Meski peta koalisi ini belum resmi dan sebatas klaim, tapi cukup menggambarkan peta pertarungan politik di Pilkada Bangkalan nanti," ujar dia.

Menurut Awang, bila peta dua koalisi itu jadi patokan, maka tersisa tiga partai yang belum meiliki partner koalisi yaitu PDI Perjuangan, PKB, dan Nasdem. Bila jumlah kursi mereka digabungkan masih bisa mengusung satu calon lain dan membentuk poros baru.

Dukungan tiga partai inilah yang kini jadi rebutan banyak tokoh yang juga berminat ikut kontestasi Pilkada Bangkalan.

"Karena ketiga partai sekarang ini masuk barisan pendukung Presiden Jokowi, sangat mungkin berkoalisi di pilkada," kata Awang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya