Pesan Gubenur NTB untuk Anies-Sandi soal Wisata Halal

NTB meraih World Halal Tourism Award 2015 dengan tiga penghargaan sekaligus. Di tahun berikutnya, 12 penghargaan diborong provinsi ini.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 03 Nov 2017, 09:45 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2017, 09:45 WIB
gubernur-ntb-130618b.jpg
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdid

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdid angkat bicara soal rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat wisata halal. Meski, menurut dia, konsep itu tak banyak kendala, tapi harus ada yang tetap

NTB telah meraih World Halal Tourism Award 2015 dengan tiga penghargaan sekaligus. Di tahun berikutnya, 12 penghargaan diborong dari 16 yang dikompetisikan.

"Kendalanya relatif tidak ada, yang penting persepsi harus sama. Yaitu halal tourism (wisata halal) adalah satu segmen baru yang melengkapi segmen yang sudah ada, sehingga para wisatawan memiliki pilihan yang lebih banyak," ucap Zainul kepada Liputan6.com, Jumat (3/10/2017).

Dia menjelaskan, segmen yang baru bukan berarti pemerintah provinsi harus menyeragamkan semua wilayah menerapkan kebijakan ini, sehingga apa yang sudah ada tidak menjadi mati.

"Halal tourism (wisata halal) bukan dimaksudkan untuk mematikan segmen konvensional yang sudah ada," ujar Zainul.

Pria yang dikenal dengan sebutan Tuan Guru Bajang (TGB) ini mengingatkan, jika dikelola benar dan baik, wisata halal tentu akan membawa keuntungan sendiri, khususnya di sektor ekonomi.

"Pengalaman NTB, halal tourism (wisata halal) membawa manfaat ekonomi yang nyata. Wisatawan dari Timur Tengah meningkat sampai 190% dan dari Malaysia 34%. Sektor pendukung seperti ekonomi kreatif juga semakin berkembang. Penyerapan tenaga kerja juga meningkat," ucap Zainul.

 

Bersaing di Tingkat Asia

Dia juga menuturkan, dengan adanya konsep wisata seperti itu di Ibu Kota, maka akan menyamai dengan beberapa negara di Asia. Karenanya harus disiapkan secara matang betul.

"Saya pikir, bagus kalau Jakarta sebagai Ibu Kota Negara mengembangkan segmen halal tourism (wisata halal), seperti halnya Kuala Lumpur bahkan Bangkok, Seoul dan Tokyo," ucap Zainul.

Sebelumnya, setelah menutup Hotel Alexis, Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan serta Sandiaga Uno, menggagas rencana penerapan wisata halal atau halal tourism di DKI.

Sandiaga mengaku telah mendapat masukan soal rencana tersebut. Salah satu program wisata halal adalah hotel syariah. Dia pun berencana melatih para mantan pekerja Alexis agar bisa terlibat dalam program itu.

Sementara itu, Direktur Utama BUMD DKI bidang pariwisata Jakarta Tourisindo G Jeffrey Rantung mengatakan pihaknya siap mendukung rencana wisata halal yang dicanangkan pemerintah provinsi.

Dia mengungkapkan, hotel syariah ini misalnya dimulai dari desainnya yang Islami, manajemen Islami seperti wajib menunjukkan surat nikah untuk check in. Lalu ada pemisah antara bagian laki-laki dan perempuan di ruang rapat atau pertemuan.

Diminta Kaji Ulang

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi A DPRD, Syarief, meminta Sandi mengkaji ulang rencana tersebut.

"Feasibility-nya (kelayakannya) bagaimana? Kalau untuk menegakkan yang berbau syariah sih kita setuju saja. Tapi tolong dikaji feasibility-nya, dalam konteks bisnis apa," ujar Syarief di Gedung DPRD, Kamis, (2/11/2017).

Dia menyatakan, konsep syariah akan bersinggungan dengan bisnis. Padahal, DPRD tak mau ada pertentangan antara konsep syariah dan bisnis yang dijalankan Pemprov DKI.

"Saya khawatir saja kalau feasibility-nya enggak oke. Nanti yang disalahkan syariahnya. Jadi lebih baik kaji matang dulu," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya