Liputan6.com, Jakarta - Kemacetan di ruas Jalan Kalimalang, Jakarta Timur, mengarah Bekasi, tak ubahnya neraka bagi para pengendara mobil maupun sepeda motor. Tingginya volume kendaraan, terutama pada jam-jam berangkat dan pulang kerja, diperparah dengan saling berebut celah untuk dapat berjalan.
Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Jumat (3/11/2017), kemacetan makin menjadi setelah proyek pembangunan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) kembali berjalan di tahun 2014. Praktis, hingga tiga tahun belakangan ini, kemacetan luar biasa memaksa warga yang setiap hari melintasi ruas Jalan Kalimalang pun hanya bisa pasrah.
Proyek ruas tol penghubung Bekasi dengan Jakarta ini digagas tahun 1995 di era presiden Soeharto. Namun, pada 1998 Indonesia didera krisis moneter yang memporak-porandakan berbagai aspek ekonomi di Tanah Air. Proyek Tol Becakayu pun terkena imbasnya.
Advertisement
Setelah 16 tahun mangkrak, pada Oktober 2014, pengerjaan jalan Tol Becakayu kembali dilanjutkan dan ditangani oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor konstruksi yakni PT Waskita Karya. Selain tak ingin proyek infrastruktur ini menjadi beban negara, keputusan ini diambil agar Tol Becakayu bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Sementara itu, Tol Becakayu sendiri dirancang sepanjang 21,04 kilometer. Seksi I sepanjang 11 Km menghubungkan Casablanca hingga Jaka Sampurna. Sedangkan seksi II menghubungkan Jaka Sampurna hingga Duren Jaya sepanjang 10,04 Km. Pembangunan ini bertujuan mengurangi kemacetan di jalur Bekasi arah Jakarta maupun sebaliknya.