Kelinci Percobaan Pengedar Narkotika Bernama Indonesia

Pengedar narkotika menyukai pasar Indonesia. Prevalensi pengguna narkotika meningkat tajam. Ini alasan Mereka tergiur dengan Indonesia.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 06 Nov 2017, 13:05 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2017, 13:05 WIB
20150902-Ini Tanggapan Komjen Budi Waseso Terkait Isu Pencopotan Sebagai Kabareskrim-Jakarta
Komjen Pol Budi Waseso. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Budi Waseso mengatakan, Indonesia merupakan sasaran pengedar narkotika. Ia menganalogikan negeri ini sebagai kelinci percobaan para pelaku.

"Karena segala jenis narkoba di Indonesia sangat laku," kata pria yang akrab dipanggil buwas menjelaskan alasannya di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (6/11/2017).

Menurut dia, penyalah guna narkotika di Indonesia berasal dari beragam kalangan. Ia menyebut mereka punya latar belakang dan usia yang bervariasi.

Para pengguna, lanjut dia, juga tidak khawatir dengan efek bahaya narkotika. Alhasil, pasar narkotika di Indonesia terbuka lebar.

"Di Indonesia semuanya laku, sabu, ganja, PCC bahkan jenis-jenis narkoba yang enggak jelas digunakan, obat nyamuk dan spirtus dipakai," ujar dia.

Mantan Kabareskrim Polri ini mengatakan, para bandar narkoba menggunakan berbagai cara untuk menyebar barang haram tersebut. Yang paling mengkhawatirkan, mereka mulai menyasar konsumen usia di bawah umur.

Tak hanya menjadi konsumen, mereka juga dijadikan pengedar.

"Banyak cara (mengedarkan), bahkan menggunakan anak SD dan SMP di Kalimantan Tengah, Kendari dan beberapa daerah lain," ungkap Budi Waseso.

 

Waspada Narkotika

Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulistiandriatmoko menegaskan Indonesia kini memasuki darurat narkoba. Prevalensi pengguna barang terlarang tersebut sangat tinggi. Angkanya telah mencapai 4,2 juta penduduk Indonesia.

"Faktanya pada 2014 tercatat 1,6 juta jiwa sebagai coba pakai, 1,4 juta jiwa teratur pakai, dan sisanya pecandu narkoba," ujar Sulistiandriatmoko saat ditemui Liputan6.com di BNN, Kamis, 26 Oktober 2017.

Angka tersebut, lanjut dia, diberikan BNN ke Presiden Jokowi. Setelah meilhat angkat itu, Presiden mengintruksikan bahwa Indonesia Darurat Narkoba. Dan harus perangi narkoba.

Selain itu, angka itu terus bertambah setiap tahunnya. Survei terakhir pada 2016, angka penyalahgunaan narkoba naik 3,6 persen. Untuk kalangan pelajar, hampir semua pelajar Indonesia pernah melakukan narkoba, baik itu coba pakai sampai teratur pakai.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya