Bertemu PM Australia, Jokowi Bahas Rohingya dan Marawi

Jokowi mengungkapan, pemerintah RI akan mengirim sejumlah cendikiawan muslim ke Marawi untuk mengajarkan Islam yang moderat.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2017, 15:06 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2017, 15:06 WIB
20170307- Jokowi PM Australia dan Presiden Afsel Sampaikan Hasil KTT IORA 2017-Jakarta- Angga Yuniar
Presiden RI Joko Widodo bersalaman dengan PM Australia Malcom Turnbull usai memberikan keterangan pers terkait hasil KTT IORA 2017 di JCC, Jakarta, Selasa (7/3). KTT IORA 2017 menghasilkan kesepakatan Jakarta Concord. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Da Nang - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull membicarakan empat hal dalam pertemuan bilateral di sela-sela pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Da Nang, Vietnam.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengungkapkan empat hal yang dibahas, salah satunya berkaitan dengan kondisi warga Rohingya di Rakhine State, Myanmar.

"PM Australia tetap meminta Indonesia berperan aktif karena memang seperti yang diketahui bersama, yang berkomunikasi secara langsung dengan Rakhine State adalah Indonesia baik Presiden sendiri maupun melalui Bu Menlu," ucap Pramono Anung di Da Nang, Vietnam, Sabtu (11/11/2017).

Indonesia sejauh ini sudah mengirimkan bantuan sejak September 2017 kepada warga Rohingya, baik yang berada di kota Rakhine State atau di wilayah perbatasan Bangladesh.

Persoalan kedua yang dibahas yaitu mengenai kondisi di kota Marawi, Filipina. Pasukan Filipina diketahui juga telah merebut kembali markas terakhir militan pro ISIS, Maute, di Kota Marawi.

"Kedua untuk Marawi. Dalam Marawi ini, Presiden Jokowi meminta kepada Australia agar memulihkan kota Marawi yang sekarang ini berhasil diatasi oleh Presiden Filipina," ucap Pramono seperti dilansir dari Antara.

Dalam pertemuan itu, Jokowi juga mengungkapkan kepada PM Australia bahwa pemerintah RI akan mengirim sejumlah cendikiawan muslim ke Marawi.

"Sekarang Indonesia juga akan mengirim beberapa orang Islam moderat untuk memberikan edukasi kepada teman-teman di Marawi, karena Indonesia dianggap sebagai 'big brother," ungkap Pramono.

 

Bahas ASEAN-Australia Summit 2018

Hal ketiga yang dibicarakan adalah rencana ASEAN-Australia Summit 2018 yang akan digelar di Australia pada Maret tahun depan.  

"Perdana Menteri Turnbull meminta secara khusus kepada Presiden Jokowi untuk berkenan bersedia memberikan speech kepada para eksekutif di Australia, dan Presiden menyampaikan akan mempersiapkan hal tersebut," jelas Pramono.

Terakhir berkaitan dengan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

"Berkaitan dengan CEPA, diharapkan dapat diselesaikan pada akhir tahun ini karena sekarang sudah pertemuan ke-10 dan diharapkan pertemuan terakhir di Jakarta ini semuanya bisa diselesaikan," ungkap Pramono.

Sejumlah isu sensitif menurut Pramono sudah dapat ditemukan solusi.

"Sudah mendekati finalisasi jadi item-item tertentu yang masih sensitif sebelumnya, sebenarnya sekarang sudah hampir final. Contohnya salah satunya mengenai pendidikan vokasi, apakah boleh asing atau tidak, nah itu jalan keluarnya telah diambil," tambah Pramono.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya