Teror Dinihari di Markas Polisi

Polisi selanjutnya menembak kedua pria berbaju hitam itu hingga keduanya tersungkur dan meninggal dunia.

oleh RinaldoHanz Jimenez Salim diperbarui 13 Nov 2017, 00:09 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2017, 00:09 WIB
Polres Dharmasraya kebakaran
Polres Dharmasraya kebakaran. (Liputan6.com/Muhammad Ali)

Liputan6.com, Jakarta - Tak ada yang istimewa pada Sabtu malam, 11 November 2017. Suasana di Pulau Punjung, ibu kota Kabupaten Dharmasraya yang berada di ujung tenggara Sumatera Barat terasa normal dan jauh dari keriuhan, meski malam itu merupakan akhir pekan dan besoknya adalah hari libur.

Namun, tiba-tiba saja api menyambar bangunan Markas Polres Dharmasraya yang berlokasi di Jalan Lintas Sumatra KM. 200, Gunung Medan. Api yang mulai diketahui berkobar pada pukul 02.45 WIB diduga berasal dari ruangan belakang antara Ruang Siwas dan Ruang Sitipol Polres Dharmasraya.

Petugas piket di Sentra Pelayanan Kepolisian Polres Dharmasraya yang melihat gumpalan asap tebal, mencoba untuk memadamkan api dengan peralatan yang ada sambil berteriak mencari pertolongan. Sekitar 15 menit kemudian, dua unit mobil pemadam kebakaran tiba di markas.

Saat sibuk memadamkan kebakaran, salah seorang petugas pemadam kebakaran melihat dua orang berbaju hitam yang memegang busur panah berada di sekitar markas Polres Dharmasraya. Ia memberitahukan informasi tersebut kepada polisi yang ada.

Polisi kemudian mengepung kedua orang berbaju hitam itu, tapi keduanya melawan. Kapolres Dharmasraya AKBP Rudy Yulianto mengatakan, keduanya melepaskan busur panah ke arah polisi yang dibalas polisi dengan menembakkan peluru ke udara.

"Kedua pelaku saat melakukan penyerangan menggunakan perlengkapan yang membahayakan, seperti anak panah, sangkur, dan busur," kata Rudy di Pulau Punjung, Minggu 12 November 2017.

Ia mengatakan, keduanya masih melawan meski tembakan peringatan sudah diletuskan. Polisi selanjutnya menembak kedua pria berbaju hitam itu hingga keduanya tersungkur dan meninggal dunia.

"Markas Polres Dharmasraya telah diserang orang tidak dikenal yang sekaligus membakar," tegas Rudy.

Polisi kemudian mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya, satu busur panah, delapan buah anak panah, tiga buah sangkur, sebilah pisau kecil, sebuah sarung tangan berwarna hitam, dan selembar kertas berisikan pesan bertuliskan "Saudara Kalian ABU ‘AZzam Al Khorbily 21 Safar 1439 H di Bumi Allah".

Pelaku Berasal dari Jambi

Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat Irjen Pol Fakhrizal mengaku telah mengantongi identitas kedua pelaku yang diduga terlibat dalam pembakaran Mapolres Dharmasraya pada Minggu dinihari itu.

"Pelaku dua orang, yaitu Eka Fitra (24) dan Enggria Sudarmadi (25). Keduanya berasal dari Provinsi Jambi," kata Fakhrizal di Padang, Minggu.

Eka Fitria diketahui berasal dari Kota Bungo Jambi dan Enggria dari Merangin, Provinsi Jambi. Jasad kedua pelaku itu saat ini sedang dalam perjalanan dari Dharmasraya ke Kota Padang.

"Jasad kedua pelaku akan kami identifikasi untuk mendalami persoalan ini. Kami juga telah berkoordinasi dengan Densus 88 dan BNPT untuk menentukan apakah ini merupakan serangan dari teroris," kata dia.

Fakhrizal menyebutkan, pihaknya telah menghubungi keluarga kedua pelaku ini untuk dimintai keterangan terkait aktivitas kedua pelaku sebelum terlibat dalam aksi tersebut.

Terkait penyebab kebakaran, pihaknya masih menunggu penyelidikan dan keputusan Labfor untuk mengetahui detail penyebab kebakaran yang menghanguskan bangunan utama Polres tersebut.

"Apakah mereka membakar menggunakan bom atau bahan lain, kita masih belum dapat menentukan karena masih dalam penyelidikan," ujar Fakhrizal.

Dia mengatakan, kedua pelaku ini masuk melalui pintu belakang Polres Dharmasraya dan melakukan pembakaran. Sementara petugas yang berjaga di Polres itu di pintu depan.

"Petugas kita berjaga maksimal. Terbukti ketika ada kepulan asap, mereka langsung menghubungi pemadam kebakaran," kata dia.

Pelayanan Tetap Berjalan

Tak ada yang menduga kalau Mapolres Dharmasraya akan menjadi sasaran teroris. Mapolres ini jauh dari hiruk pikuk politik dan juga berlokasi tidak di kota besar yang akan mengundang perhatian banyak orang. Bahkan, nama Dharmasraya tergolong baru di telinga publik.

Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 38 Tahun 2003, dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Sijunjung. Kabupaten Dharmasraya dikenal juga dengan sebutan Ranah Cati Nan Tigo dan diresmikan sebagai kabupaten baru pada 7 Januari 2004.

Jumlah penduduk Kabupaten Dharmasraya berdasarkan sensus tahun 2010 sebanyak 191.422 jiwa. Konsentrasi penduduk terbesar tinggal di Kecamatan Koto Baru dan Sungai Rumbai dan bukan di Kecamatan Pulau Punjung yang menjadi ibu kota kabupaten serta tempat Mapolres Dharmasraya berada.

Sepertiga penduduk kabupaten ini merupakan transmigran dari berbagai daerah di Pulau Jawa, yang semula dipindahkan untuk memanfaatkan ladang tidur yang terhampar luas di kabupaten ini sekaligus membuka lapangan kerja baru. Proses transmigrasi ini terjadi antara tahun 1976 hingga 2002, dan pusat transmigrasi berada di Kecamatan Sitiung.

Meski hampir 32% penduduknya berasal dari etnis Jawa, hubungan dengan etnis Minangkabau tetap berjalan baik, dan nyaris tidak ada konflik antarkelompok. Sebaliknya, kabupaten ini dinilai sebagai salah satu daerah yang ekonominya berkembang sangat pesat di Sumatera Barat.

Karena itu, dipilihnya Mapolres Dharmasraya sebagai target serangan terduga teroris cukup mengagetkan. Apalagi aksi mereka membuat Mapolres Dharmasraya ludes dilalap api.

Kendati demikian, Kapolres Dharmasraya AKBP Rudy Yulianto memastikan pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan pascainsiden pembakaran gedung Mapolres oleh orang tak dikenal.

"Kami sudah konsolidasikan untuk menyiapkan ruangan, dan sarana prasarana kantor untuk dapat dilakukan pelayan sementara," katanya di Pulau Punjung.

Kapolres telah menginstruksikan Wakapolres untuk memimpin langsung konsolidasi tersebut, karena pelayanan kepada masyarakat harus tetap berjalan seperti biasa.

Polres akan memanfaatkan berapa bangunan yang tidak terbakar di lingkungan polres setempat seperti kantor Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim). Ia juga mengatakan, Pemkab Dharmasraya juga siap mendukung upaya pemulihan gedung Mapolres.

"Tadi Pak Bupati juga sudah sampaikan kesiapan untuk membantu, tentu kami sangat berterima kasih," ujarnya.

Kepolisian setempat telah memasang garis polisi di bangunan yang terbakar itu. Masyarakat dilarang mendekat ke lokasi bangunan yang diduga dibakar oleh dua orang pelaku itu.

Sementara itu, Bupati Dharmasraya Sutan Riska mengatakan, pemerintah daerah setempat siap membantu pihak kepolisian dalam upaya pemulihan gedung kantor pascainsiden terjadinya kebakaran.

"Kami dari pemerintah daerah siap membantu, apa pun itu pelayan masyarakat tetap harus berjalan," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya