Liputan6.com, Jakarta: Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menderita kanker paru-paru. Kepastian tentang penyakit yang bersarang di tubuhnya itu sempat membuatnya kaget.
"Ini berita yang juga mengagetkan bagi saya dan keluarga. Tidak ada gejala sama sekali, tapi memang dibilang di literatur bahwa jenis kanker ini tidak menimbulkan gejala sampai late (terlambat)," papar kata Menkes ketika menggelar jumpa pers di kantornya di Jakarta, Senin (17/1).
Namun, Endang mengaku penyakitnya itu tak akan mengganggu aktivitasnya selaku menteri. "Saya tetap berobat ke rumah sakit, sekarang masih terus dalam pengobatan tapi ini tidak mengganggu aktivitas," ujarnya.
Menkes juga menyatakan tidak ada kelonggaran yang diberikan dalam menjalankan tugas kementerian meskipun ia menderita kanker yang menyerang paru-parunya itu.
Menurut doktor dari Harvard School of Public Health, AS, penyakit itu terdeteksi sewaktu dirinya menjalani check-up kesehatan rutin pada Oktober 2010. Dari pemeriksaan lebih lanjut itulah ditemukan adanya kanker di tubuh Menkes. "Tanggal 22 Oktober diperiksa masih sehat tapi ada dokter yang melihat hasil rontgen saya dan jadi khawatir jadi minta pemeriksaan lebih lanjut," paparnya.
Setelah menerima berita tersebut, Menkes mengaku telah melaporkan kondisinya ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan menerima dukungan untuk berobat.
"Beliau (Presiden) sudah tahu dan mendukung, tidak ada kelonggaran (dalam melaksanakan tugas). Semoga saya bisa terus mengupayakan pengobatan tanpa mengorbankan tanggung jawab saya," katanya.
Saat ini, Menkes mengupayakan pengobatan di RSPAD dan RS Gading Pluit dan juga keluar negeri.(Ant/MEL)
"Ini berita yang juga mengagetkan bagi saya dan keluarga. Tidak ada gejala sama sekali, tapi memang dibilang di literatur bahwa jenis kanker ini tidak menimbulkan gejala sampai late (terlambat)," papar kata Menkes ketika menggelar jumpa pers di kantornya di Jakarta, Senin (17/1).
Namun, Endang mengaku penyakitnya itu tak akan mengganggu aktivitasnya selaku menteri. "Saya tetap berobat ke rumah sakit, sekarang masih terus dalam pengobatan tapi ini tidak mengganggu aktivitas," ujarnya.
Menkes juga menyatakan tidak ada kelonggaran yang diberikan dalam menjalankan tugas kementerian meskipun ia menderita kanker yang menyerang paru-parunya itu.
Menurut doktor dari Harvard School of Public Health, AS, penyakit itu terdeteksi sewaktu dirinya menjalani check-up kesehatan rutin pada Oktober 2010. Dari pemeriksaan lebih lanjut itulah ditemukan adanya kanker di tubuh Menkes. "Tanggal 22 Oktober diperiksa masih sehat tapi ada dokter yang melihat hasil rontgen saya dan jadi khawatir jadi minta pemeriksaan lebih lanjut," paparnya.
Setelah menerima berita tersebut, Menkes mengaku telah melaporkan kondisinya ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan menerima dukungan untuk berobat.
"Beliau (Presiden) sudah tahu dan mendukung, tidak ada kelonggaran (dalam melaksanakan tugas). Semoga saya bisa terus mengupayakan pengobatan tanpa mengorbankan tanggung jawab saya," katanya.
Saat ini, Menkes mengupayakan pengobatan di RSPAD dan RS Gading Pluit dan juga keluar negeri.(Ant/MEL)