Liputan6.com, Jakarta Warga asli yang menghuni perkampungan Kimbeli hingga Banti, Distrik Tembagapura meminta agar satgas mengevakuasi mereka. Permintaan ini dilakukan karena mereka mendapat intimidasi dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Kapolda Papua Irjen Polisi Boy Rafli menegaskan pihaknya akan memenuhi permintaan tersebut.
"Sebelumnya sekitar 1.000-an warga yang merupakan penduduk asli kawasan itu enggan untuk dievakuasi dan memilih tetap tinggal di kampungnya," kata Boy Rafli seperti dikutip dari Antara, Senin (20/11/2017).
Advertisement
Boy mengatakan, dengan adanya permintaan warga maka satgas menyiapkan 12 bus milik PT Freeport Indonesia untuk mengevakuasi mereka ke Timika.
"Evakuasi dijadwalkan hari ini namun jam berapa belum dipastikan," kata Kapolda Papua Irjen Boy Rafli.
Sebelumnya 347 warga sudah dievakuasi ke Timika pasca aksi penyanderaan yang dilakukan KKB.
Evakuasi yang dilaksanakan Jumat 17 November 2017 sempat diwarnai aksi penembakan oleh KKB namun tidak ada anggota maupun warga yang terluka.
Operasi Ditingkatkan
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, siap melakukan operasi lanjutan untuk mengejar sejumlah anggota KKB yang melarikan diri.
"Saya dan Panglima TNI sepakat, operasi kita lanjutkan untuk melakukan pengejaran," kata dia.
Menurut dia, sejumlah anggota KKB yang meloloskan diri itu diketahui membawa senjata api. Hal tersebut jelas sangat berbahaya dan dikhawatirkan kembali melakukan aksi teror.
"Mereka ini hanya beberapa orang yang kemarin kena operasi, yang lainnya masih melarikan diri dengan senjata, artinya masih ada potensi ancaman," ucap mantan Kapolda Papua itu.
Tito menegaskan, operasi pengejaran ini, akan dilakukan dengan lebih masif. Karena itu, tim gabungan yang saat ini ada akan gencar melakukan pengejaran.
"Enggak boleh kendor, justru harus makin kencang mengejarnya. Kami sudah sepakat sama Panglima TNI," Tito Karnavian menandaskan.
Saksikan video di bawah ini:
Advertisement