Liputan6.com, Jakarta - Politikus Partai Golkar Ade Komarudin atau Akom menilai bahwa partai berlambang pohon beringin itu harus kompak dan harmonis. Kesolidan itu jadi modal untuk memenangkan kembali Jokowi sebagai Presiden di Pilpres 2019.
Menurut dia, setelah rapat pleno Partai Golkar yang digelar pada Selasa, 21 November 2017, pihaknya menunggu keputusan partai untuk nasib Golkar ke depan. Sebab, hasil rapat pleno Golkar memutuskan untuk tetap mempertahankan Setya Novanto sebagai Ketua Umum.
Baca Juga
"Nah sekarang partai harus solid melakukan konsolidasi, melakukan harmonisasi, agar kompak," jelas mantan Ketua DPR itu.
Advertisement
Terlebih, kata Akom, sebentar lagi akan berlangsung penyelenggaraan Pileg dan Pilpres. Akom mengingatkan mengenai keputusan Golkar dalam Munaslub Bali pada 2016, untuk mendukung dan memenangkan Jokowi di Pilpres 2019.
"Kitakan untuk pilpres sudah tentukan Jokowi sebagai capresnya, sudah jauh hari dan itu harus diperjuangkan sebaik-baiknya agar Pak Jokowi ini menang kembali. Kalau partainya enggak kompak, enggak solid, enggak harmonis, ya pasti nanti kurang maksimal bantu pemenangan Pak Jokowi," ucap Akom.
Â
Diserahkan DPD
Ade Komarudin juga menyerahkan nasib partai berlambang beringin itu kepada para pengurus di daerah baik di kapubapten/kota maupun provinsi. Sebab, kata dia, pengurus daerah yang paling merasakan dampak, pasca Ketua Umum Setya Novanto ditahan KPK atas dugaan korupsi e-KTP.
"Kita serahkan teman-teman pemilik suara di tingkat DPD I dan DPD II yang mereka itu menyadari benar bahwa partai ini harus kokoh dan siap," ujar Ade Komarudin usai diperiksa penyidik di Gedung KPK Kuningan Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2017).
Akom mengatakan, Partai Golkar harus solid dan harmonis. Terlebih, dalam dalam waktu dekat akan digelar Pilkada serentak 2018 serta Pemilihan Presiden pada 2019.
"Pasti harus diakui ada dampak karena itu, kita serahkan pada seluruh tingkat II pemilik suara seluruh Indonesia dan tingkat I untuk sama-sama mereka satukan langkah agar partai ini solid dan kompak menghadapi Pileg dan Pilpres 2019," ucapnya.
Kendati begitu, Akom mengaku tetap menghormati keputusan Rapat Pleno DPP Partai Golkar yang memutuskan menunjuk Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham sebagai Plt Ketum, menggantikan sementara Setya Novanto.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement