Wiranto: Akhir 2017, Ancaman Global Masih Dirasakan

Pencegahan teroris dalam suatu negara akan sulit dilakukan tanpa ada dukungan atau kerja sama dengan negara-negara lainnya.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 22 Nov 2017, 20:50 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2017, 20:50 WIB
Wiranto Pimpin Rakor dengan Panglima Tni, Kapolri, BIN, Menhan, Bea dan Cukai
Menko Polhukam Wiranto (tengah) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kiri) dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kanan) memberi keterangan di Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (6/10). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menghadiri acara 3rd Counter Terrorism Financing (CTF) Summit di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat, 22 November 2017.

Dalam forum itu, Wiranto menegaskan bahwa Indonesia bersama sejumlah negara tetangga, seperti Australia dan Malaysia, sepakat mendukung dan membentuk forum pencegahan teroris tersebut.

"Indonesia sangat puas dengan hasil KTT CTF ke tiga ini. Forum yang kita lakukan di Kuala Lumpur ini akan menjadi komunikasi jangka panjang dalam hal memerangi terorisme,” ujar Wiranto, di Kuala Lumpur, Rabu (22/11/2017).

Wiranto menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan, yaitu membangun infrastruktur dan mekanisme keuangan agar memenuhi standar kepatuhan internasional dalam melawan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan teroris.

Mendekati akhir 2017, Wiranto menilai ancaman global gelombang terorisme masih terus dirasakan. Ini dibuktikan dengan banyaknya tindakan kekerasan yang mengatasnamakan kebencian rasial atau intoleransi agama.

"Meskipun gelombang terorisme itu dimotivasi oleh ideologi kuno, namun penerapannya difasilitasi penggunaan persenjataan modern dan teknologi informasi yang canggih, termasuk pembiayaan elektronik dan sarana pertukaran financial virtual," kata Wiranto dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com

Menurut dia, pencegahan teroris dalam suatu negara akan sulit dilakukan tanpa ada dukungan atau kerja sama dengan negara-negara lainnya.

Adanya CFT Summit ini, kata Wiranto, menjadi kesempatan bagi seluruh negara untuk menguatkan sistem pencegahan teroris antarnegara.

"Bukan sebuah kebetulan jika perwakilan atau delegasi dari 35 negara dan tujuh organisasi internasional berkumpul di sini. Ini untuk mengurai lebih jauh cara-cara yang lebih baik dan efektif untuk menangani pendanaan terorisme," kata mantan Ketua Umum Partai Hanura itu.

 

Sinergi Antarnegara

Wiranto menjelaskan, CTF Summit menjadi contoh baik dari kerja sama di tingkat regional dalam upaya bersama untuk mengurangi bahkan mencegah pendanaan teroris sepenuhnya.

"Ini menjadi forum para ahli dari berbagai latar belakang, baik pembuat kebijakan, penegak hukum, entitas keuangan, maupun akademisi, dapat berkumpul untuk mendiskusikan dan merumuskan berbagai cara dalam mengoptimalkan usaha memerangi terorisme di Asia Tenggara dan Pasifik Selatan," ucap mantan Panglima ABRI ini.

Wiranto meyakini CTF Summit akan menjadi forum paling tepat menyinergikan upaya bersama kita dalam menghentikan pendanaan teror di Asia Tenggara pada khususnya dan di seluruh wilayah Asia Pasifik pada umumnya.

"Wajar saja, kita semua berharap agar KTT CTF ini tidak hanya menjadi latihan rutin, tapi ke depan juga bisa menghadapi tantangan yang timbul dari upaya melawan pendanaan terorisme itu sendiri. Yah, saya hanya bisa mengharapkan yang terbaik untuk kita semua," ucap Wiranto.

Saksikan Video Pilihan Berikut: 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya