Penjelasan LAPAN soal Pemicu Siklon Cempaka di Selatan Jawa Timur

Apa penyebab munculnya siklon Cempaka yang terjadi sejak 28 November pukul 07.00 WIB sampai 30 November 2017?

oleh Arie Nugraha diperbarui 29 Nov 2017, 13:34 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2017, 13:34 WIB
BMKG
Lintasan siklon tropis Cempaka. (Liputan6.com/istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Selama tiga hari mendatang kondisi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Barat menjelang akhir November 2017, terpapar siklon tropis yang oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) disebut Cempaka.

Siklon Cempaka yang berada di posisi 8,5 LS, 111,2 BT, perairan sebelah selatan Jawa Timur sekitar 32 kilometer sebelah selatan tenggara Pacitan itu berpotensi memicu hujan lebat dan angin kencang.

Tak hanya wilayah Jawa Barat, terdapat wilayah yang terdampak hal serupa, yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.

Apa penyebab munculnya siklon Cempaka yang terjadi sejak 28 November pukul 07.00 WIB sampai 30 November 2017?

Berikut penjelasan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN):

Berdasarkan pengamatan terhadap data angin dan liputan awan, sejak 19 November 2017 telah terbentuk sistem tekanan rendah di Samudera Hindia dekat selatan Jawa Timur.

Terbentuknya sistem tekanan rendah inilah yang menjadi trigger utama pembentukan Depresi Tropis, dengan kecepatan angin 30-50 kilometer/jam yang berkembang menjadi Badai Tropis kategori "severe" berkekuatan 63-87 kilometer/jam, yang disebut oleh BMKG sebagai Siklon Tropis Cempaka.

Menurut peneliti sains atmosfer Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN, Erma Yulihastin, sebenarnya untuk bisa berkembang dari badai tropis menjadi siklon tropis di kawasan Samudera Hindia, syarat yang harus dimiliki adalah kecepatan angin minimal 110 kilometer/jam berdasarkan konvensi para ahli.

"Selain trigger berupa sistem tekanan rendah, saya kira dukungan lingkungan, yaitu anomali suhu permukaan laut yang menghangat di perairan Indonesia, serta pembentukan geser angin vertikal di atmosfer dekat permukaan, juga dapat memicu perkembangan dari depresi tropis menjadi badai tropis Cempaka," kata Erma Yulihastin dalam keterangan tertulis, Rabu, 29 November 2017, di Bandung.

 

Yang Perlu Diwaspadai

Erma Yulihastin menjelaskan, yang patut diwaspadai dari adanya badai tropis Cempaka adalah, terjadinya badai dahsyat di lautan berupa ancaman gelombang tinggi, hujan lebat, petir, dan angin kencang di selatan Jawa terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Saat ini selain badai tropis di selatan Jawa, kata Erma, juga terbentuk sistem tekanan rendah di Laut Banda dan Arafuru. Sehingga bagian tenggara Indonesia seperti Ambon, Maluku, dan sekitarnya juga patut diwaspadai.

Dia mengatakan, peluang bencana yang harus diwaspadai adalah banjir, longsor, angin kencang, dan gelombang tinggi.

Sementara adanya angin kencang 50 kilometer/jam hanya terbentuk di wilayah badai, yaitu di selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga kawasan pantai di selatan Jawa harus waspada.

"Untuk prediksi curah hujan bulan Desember, menunjukkan curah hujan yang lebih tinggi akan terjadi di kawasan tenggara seperti Bali, Lombok, Nusa Tenggara sehingga kewaspadaan di wilayah-wilayah tersebut juga perlu ditingkatkan.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya