Pilkada 2018, Aksi 212 Akan Digelar di Daerah Lain?

Ketua Umum Garda 212 mengatakan, pada 12 Februari 2018 pihaknya akan melihat calon-calon kepala daerah yang diumumkan KPU.

oleh Ika Defianti diperbarui 13 Jan 2018, 18:51 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2018, 18:51 WIB
Ketua Umum Garda 212, Ansufri Idrus Sambo mengaku keberatan atas pernyataan La Nyalla Mattalitti beberapa waktu lalu yang membawa nama alumni 212 dalam kegagalannya mencalonkan diri di Pilkada Jawa Timur.
Ketua Umum Garda 212, Ansufri Idrus Sambo mengaku keberatan atas pernyataan La Nyalla Mattalitti beberapa waktu lalu yang membawa nama alumni 212 dalam kegagalannya mencalonkan diri di Pilkada Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Garda 212 Ansufri Idrus Sambo menyatakan, aksi massa 212 kemungkinan akan dilakukan di daerah lain yang menyelenggarakan pemilihan kepala daerah tahun ini.

Namun, aksi itu bisa dilakukan setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil keputusan pencalonan pasangan peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018.

"Pada 12 Februari 2018 kita lihat siapa calon-calon, dari situ kita ambil sikap. Mana yang benar-benar persis seperti Jakarta," kata Sambo di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (13/1/2018).

Soal pola aksinya, Sambo menyatakan, sekedar aksi biasa. Sebab, setiap daerah berbeda permasalahannya. Dia mencontohkan Ibu Kota DKI dan Provinsi Jawa Timur, pasti akan berbeda permasalahannya.

"Aksi dalam arti, kami tidak bisa datang ke daerah mana. Orang sana yang melakukan aksi, kalau kami hanya berikan masukan," jelas Sambo.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Isu SARA di DKI Jakarta

Gelar Reuni Akbar 212, Jutaan Muslim Banjiri Kawasan Monas
Massa mengikuti aksi Reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (2/12). Panitia penyelenggara mengatakan Reuni Akbar 212 dihadiri oleh sekitar 7 juta umat Islam dari berbagai daerah baik dalam maupun luar Ibu Kota. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Dia menjelaskan, sebenarnya daerah yang bermasalah dengan isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) hanyalah DKI Jakarta. Sedangkan untuk daerah lain, belum terdapat sinyal permasalahan yang sama.

"Bener-bener SARA banget cuma Jakarta, itu pun gara-gara rezimnya ngotot banget. Kalau enggak ngotot enggak ada masalah kemarin itu," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya