Emak-Emak di Bogor Menjerit Harga Beras Terus Naik

Harga beras yang beranjak naik tidak hanya beras premium, tapi juga beras medium.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 18 Jan 2018, 18:15 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2018, 18:15 WIB
Harga Beras Naik
Harga beras yang terus naik dikeluhkan oleh masyarakat. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Dalam sebulan terakhir, harga beras di Bogor, Jawa Barat, merangkak naik. Kondisi ini dikeluhkan masyarakat terutama kaum ibu-ibu. Sebab, harga beras yang beranjak naik tidak hanya beras premium, tapi juga beras medium.

Erny Yuliani, seorang ibu warga Tamansari, Kabupaten Bogor, mengaku heran harga beras bisa naik tajam. Padahal, stok di pasaran cukup banyak.

"Beras harga Rp 11.000 per kilogram kualitasnya bagus, tapi sekarang ya ampun harga segitu kualitasnya hampir sama dengan beras dua minggu lalu seharga Rp 8.000," kata Erny, Bogor, Kamis (18/1/2018).

Kenaikan harga beras juga menjadi bahan pembicaraan ibu-ibu baik di media sosial maupun grup WhatsApp. Hampir setiap hari mereka menyinggung harga beras yang terus merangkak naik sejak sebulan terakhir.

"Tiap hari di grup (WhatsApp) ramai ngebahas itu (harga beras naik). Ada yang komentar pakai simbol (emotikon) menangis," ungkap Yolanda, warga Pamoyanan Kota Bogor, seraya menyebut memiliki grup WhatsApp, seperti grup arisan, kumpulan ibu-ibu orangtua siswa dan lainnya.

Fenny, pedagang beras eceran di Pasar Bogor, mengatakan, kenaikan harga beras premium maupun medium sudah terjadi sejak bulan lalu. Bahkan, beras medium paling parah kenaikan harganya, yakni antara Rp 2.000 - Rp 2.500 per liter.

"Paling parah memang beras medium, tapi tergantung merek dan kualitasnya. Misalnya harga eceran sebelumnya Rp 7.500 sekarang Rp 10.000 per liter. Yang harga Rp 9.500 jadi Rp 11.500 per liter," terang Fenny.

 

Naik Terus Setiap Minggu

Harga Beras Naik
Pekerja mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (15/1). Wagub Sandiaga Uno mengatakan Pemprov DKI akan selalu membeli beras Sulawesi dan Banten karena lebih memprioritaskan beras dari petani. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Menurut dia, kondisi ini banyak dikeluhkan konsumen. Tak jarang ibu-ibu menggerutu dan menghujat pemerintah karena dinilai tidak mampu menekan harga kebutuhan pokok tersebut.

"Ya saya juga bingung jualnya, dari agen naik terus setiap seminggu sekali," terang Fenny.

Sementara itu, Kepala Bidang Sarana dan Komoditi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Tedy Sutiadi, mengklaim telah melakukan operasi pasar yang bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik setempat.

"Untuk operasi pasar sudah sejak 9 Januari 2018 sampai sekarang. Jumlah beras yang disiapkan lebih dari 250 ton," kata Tedy.

Ia menyebut beras tersebut untuk disebar ke 10 kios di Bogor dengan jumlah 240 ton, sedangkan di Pasar Anyar disebarkan ke lebih dari 12 kios dengan jumlah 11 ton.

Akan tetapi, dia mengaku belum memantau kembali operasi pasar tersebut, apakah ketersediaannya masih ada atau tidak.

"Tapi yang pasti kondisi pasar saat ini sudah kembali normal. Dari pemantauan memang harga beras medium naik, tapi kenaikannya hanya Rp 100-Rp 200 per kilogram," klaim Tedy.

Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Bogor Jona Sijabat mengatakan, harga beras medium saat ini mencapai Rp 11.000 per kilogram, sedangkan beras premium Rp 12.800-Rp 13.000 per kilogram.

"Kenaikan harga beras medium disebabkan gagal panen juga diserang tikus dan hama wereng," kata Jona.

Untuk menekan harga beras, ia tengah berkoordinasi dengan Bulog agar melakukan operasi pasar. "Ini untuk mengantisipasi kekurangan stok beras akibat keterlambatan panen," terang Jona.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya