Liputan6.com, Jakarta - Penemuan Alum Langone Avalos di Tanah Toraja, Sulawesi Selatan, mendapat sorotan. Gadis cilik berkebangsaan Argentina itu sebelumnya diculik ayah kandungnya, yang sudah bercerai dengan ibu kandung Alum, pada 4 Juni 2017
Bocah 7 tahun itu diculik sang ayah saat berada di sekolah. Dari Argentina, sang ayah bersama pacarnya membawa Alum ke beberapa negara, hingga akhirnya berada di Indonesia.
Butuh waktu lebih dari tiga jam untuk memisahkan anak dari ayah kandung yang diduga melarikannya itu. Keduanya pun sempat menangis ketika akan dipisahkan.
Advertisement
"Sangat sedih. Mereka bahkan lebih butuh waktu lebih dari 3 jam untuk pisah. Dan si anaknya nangis, bapaknya juga nangis, kita semua sedih," kisah Sekretaris NCB- Interpol Indonesia Brigjen Pol Napoleon Bonaparte yang terlibat dalam penjemputan Alum.
Namun, melalui bujukan dari pihak kedubes, gadis itu bisa dibawa ke Jakarta tanpa terlihat murung lagi. Menurut Napoleon, Alum sangat dekat dengan sang ayah. Gadis yang dilaporkan hilang sejak 7 Juni 2017 ini tampak sangat "lengket" dengan Jorge selama perjalanan.
Â
Â
Â
Â
Â
1. Kondisi Alum
Alum berhasil ditemukan bersama sang ayah dan kekasih ayahnya di Toraja Utara, Sulawesi Selatan, saat sedang bersantap malam di Wisma Sallebayu Restaurant & Bungalows.
Alum bersama ayahnya masuk ke Indonesia melalui Batam, lalu ke Jakarta kemudian ke Sulawesi Selatan.
"Di Sulawesi Selatan, dia sudah delapan hari," ucap Wakapolda Sulsel Brigjen Mas Guntur Laupe.
Advertisement
2. Dibawa ke 5 Negara
Kasus Alum mengundang banyak perhatian di media maupun media sosial di Argentina. Di negeri Maradona tersebut, kasus membawa anak di luar pengasuhan dianggap kejahatan serius.
"Kemudian yang kedua ini menjadi spesial karena anak ini sudah dibawa ke beberapa negara mulai dari Bolivia, Brasil, Ethiopia, ke Malaysia, ke Indonesia," jelas Tito.
Menurut Tito, sang ibu sempat menghubungi otoritas di beberapa negara yang sempat disinggahi Alum. Namun, tidak ada respons yang cukup.
Dia pun akhirnya mengetahui bahwa Alum sedang berkunjung ke Indonesia dan menghubungi pihak otoritas Indonesia. "Mereka sebetulnya pesimistis. Ini mungkin juga tidak direspons," ungkap Tito.
3. Dididik Sang Ayah
Saat ditemukan, Alum dalam kondisi baik. Kendati berat berpisah, sang ayah, Jorge, tidak melakukan perlawanan dan tetap kooperatif saat ditahan pihak kepolisian.
Sekretaris NCB- Interpol Indonesia Brigjen Pol Napoleon Bonaparte yang terlibat dalam penjemputan Alum menuturkan, karakteristik ayah Alum yang sedikit hippie. "Bapaknya ini semi-hippies, rambutnya gondrong, seniman, pemain gitar," papar Napoleon.
Jorge, kata dia, cenderung memilih lokasi pedesaan saat melarikan Alum seperti di Brasil, Bolivia, termasuk Tanah Toraja yang jauh dari akses teknologi. Dia juga tidak memberi pendidikan kepada Alum melalui sekolah formal selama pelarian.
"Tetapi di tasnya, ransel kemarin ketemu banyak buku. Dialah yang sebagai bapak memberi pelajaran ke si anak," beber Napoleon.
Meski begitu, Napoleon kagum dengan Jorge sebagai pendidik tunggal Alum. Alum dinilai Napoleon sebagai anak yang cerdas meski usianya baru tujuh tahun.
"Si anak ini jago dan lancar sekali bahasa Inggris dan ilmunya bagus sebagai seorang anak berumur 7 tahun," ucap Napoleon.
Â
Advertisement
4. Argentina Siap Balas Jasa
Duta Besar Argentina untuk Indonesia Martin Costanzo mendatangi Mabes Polri, Kamis, 8 Februari 2018. Kedatangannya untuk menyampaikan secara langsung ucapan terima kasih kepada Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian atas kinerja Polri yang berhasil menemukan Alum Langone Avalos.
"Pak Tito terima kasih banyak. Untuk semua teman-teman media saya telah menempuh perjalanan untuk menemui Pak Tito Karnavian hari ini untuk menyampaikan terima kasih dari pemerintah dan masyarakat Argentina," ujar Martin di Mabes Polri, Jaksel, Kamis (8/2/2018).
Martin berterima kasih atas respons pemerintah, media, dan masyarakat Indonesia yang luar biasa atas kasus Alum. Kasus ini tergolong kasus sangat sensitif di Argentina.
Atas keberhasilan menemukan Alum ini, pemerintah Argentina siap memberikan balas jasa jika sewaktu-waktu Indonesia membutuhkan bantuan.
"Negara sangat bersyukur atas respons ini. Tentu saja Argentina akan menawarkan segala bentuk bantuan yang bisa kita tawarkan jika Indonesia membutuhkan kami," terang Dubes Argentina untuk Indonesia, Martin Costanzo.
5. Indonesia Jadi Buah Bibir
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyebut, kasus penculikan gadis cilik berkebangsaan Argentina, Alum Langone Avalos (7), adalah kasus yang spesial. Hal itu didasari atas tiga alasan.
Pertama, kasus penculikan Alum ternyata dilakukan ayah kandungnya sendiri, yang tidak memiliki hak asuh, bersama rekan wanitanya, terjadi di Argentina.
"Jadi kasusnya sendiri ramai dibicarakan di Argentina, respons cepat kepolisian dan pemerintah Indonesia juga ramai dibicarakan, ucapan terima kasih yang luar biasa," papar Tito.
Mantan Kapolda Papua itu juga menambahkan bahwa saat ini media sosial dan media mainstream Argentina ramai membicarakan Indonesia terkait kasus Alum.
"Membicarakan tentang Indonesia tapi dalam posisi yang bagus, yaitu kecepatan pemerintah Indonesia untuk membantu," terang Tito.
Advertisement