PT Transjakarta: Bus Kualitas Internasional untuk Tarik Warga

Tranjakarta saat ini tengah fokus membuat bus low entry untuk menggantikan bus kota pada umumnya.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 15 Feb 2018, 11:01 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2018, 11:01 WIB
Perawatan Halte Sambut Asian Games
Bus Transjakarta melintas saat petugas Dinas Bina Marga Pemprov DKI mengecat bagian halte di Jalan Perwira, Jakarta, Jumat (5/1). Pengecatan dilakukan untuk menambah kenyamanan pejalan kaki dan pengguna Transjakarta. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - PT Transjakarta terus menambah armada bus untuk menyambut Asian Games 2018. Direktur Teknik PT Transportasi Jakarta Wijanarko menyebut, pengadaan bus dengan kualitas internasional bertujuan menarik warga untuk naik transportasi umum.

"Jumlah penumpang kita dari 2015 jumlahnya 102 juta meningkat 144 juta di 2017. Hampir naik 50 persen," kata Wijanarko di Karoseri Laksana, Jakarta, Rabu 14 Februari 2018.

Wijanarko mengatakan, Tranjakarta saat ini tengah fokus membuat bus low entry untuk menggantikan bus kota pada umumnya.

"Bus akan beroperasi di trotoar yang di bangun Dinas Jasa Marga sehingga warga nyaman dalam meneruskan perjalanan," ucap dia.

Meski akan bentrok dengan angkutan umum lain seperti Metromini dan angkot, Wijanarko tetap optimistis Transjakarta tetap akan menjadi pilihan warga. Bus bus itu nantinya akan menjadi feeder di stasiun MRT, KCJ, dan halte Transjakarta. "Hanya Rp 3500, dingin, nyaman," katanya.

Diterapkan di Tebet

Transjakarta Tanah Abang Explorer Kembali Beroperasi
Penumpang mengantre menaiki bus Transjakarta Tanah Abang Explorer di Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (3/2). Terlihat banyak warga yang menggunakan angkutan gratis yang disediakan oleh Pemprov DKI Jakarta itu. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Transjakarta low entry sebagai BRT, sudah diterapkan di Tebet, Jakarta Selatan. Meski harus bersaing dengan kendaraan transportasi lainnya, bus ini tetap diminati.

"Yang sudah kita lakukan adalah yang di Tebet, terus terang kami head to head dengan angkot, ojek online, tapi kami tetap penggemarnya banyak," ucapnya.

Untuk mewujudkan Transjakarta sebagai pilihan utama warga, Transjakarta juga mendesain ulang rute bus.

"Kita ingin mengisi kekosongan trayek. Kita dapat 152 trayek. Trayek lama agak jadul, destinasi orientasinya berubah," katanya.

Wijanarko mengakui, masih terdapat beberapa pekerjaan rumah untuk mewujudkan interkoneksi antar moda transporfasi. Ia menyebut masih terkendala dalam pengadaan kartu taping

"Ini sudah dilakukan dengan OK Otrip, jenis angkot. Sekarang ini fasenya memang perlu kerjasama semua pihak. Perbankan, operator MRT, LRT, kereta api sehingga semua satu kartu," ucap dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya