Yasonna Minta PNS Baru Tidak Coreng Nama Kemenkumham

Yasonna mengatakan, penambahan CPNS tersebut, 14‎ ribu di antaranya sebagai penjaga tahanan atau sipir.

oleh Arya Prakasa diperbarui 21 Feb 2018, 12:42 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2018, 12:42 WIB
Menkumham Yasonna Laoly di Bandung, Jawa Barat
Menkumham Yasonna Laoly di Bandung, Jawa Barat (Liputan6.com/ Aditya Prakasa)

Liputan6.com, Bandung - Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H Laoly berharap, para Calon Pegawai Negara Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) bisa menghapus kasus temuan-temuan peredaran narkoba di Lembaga Permasyarakatan (Lapas). Mereka juga diminta tidak mencoreng nama baik Kemenkumham.

Sebanyak 17.526 CPNS dari seluruh Indonesia telah diterima untuk Kemenkumham dari 1,1 juta pendaftar. Sementara di Jawa Barat telah diterima sebanyak 1.414 orang CPNS.

‎"Penyelundupan dan perdagangan narkoba (di Lapas) masih ditemukan. Masih banyak spirit-spirit petugas kami yang bermain-main dan mencoreng nama Kemenkumham dan Lapas. Jadi, saya minta pada kalian untuk jadi mata dan telinga saya di manapun kalian ditempatkan," ujar Yasonna, di Sport Center Arcamanik, Jalan Pacuan Kuda Kota Bandung, Rabu (21/2/2018).

Yasonna mengatakan, penambahan CPNS tersebut, 14‎ ribu di antaranya sebagai penjaga tahanan atau sipir. Namun pihaknya belum menambah fasilitas kapasitas lapas atau rutan seiring dengan banyaknya tahanan dengan kasus narkoba paling banyak.

"Sampai sekarang belum (akan ada penambahan unit Lapas, Rutan) karena itu butuh anggaran besar. Rencana jangka panjang ada penambahan itu. Tapi kan di Rancangan KUHP nanti ada restorative justice sehingga setiap tahanan kasus-kasus tertentu tidak harus masuk ke rutan atau lapas, bisa dipekerjakan di tempat-tempat tertentu untuk bekerja," ujar Yasonna.

CPNS Kemenkumham di Jabar

Adapun CPNS yang diterima di lingkungan Kanwil Jabar berjumlah 1.414 dengan rincian 1.2‎96 sebagai penjaga tahanan dengan golongan 2A, dan dua orang mengundurkan diri dari Lapas Bekasi dan Gunung Sindur.

Kemudian untuk pembimbing Direktorat Jenderal Lapas sebanyak 54 orang dengan golongan 3A, Analisis pemasyarakatan sebanyak 51 orang dengan kategori golongan 3A, dokter umum dan perawat dengan golongan 2C dan psikologi klinis dengan golongan 2A. Penghasilan mereka di angka Rp 3,9 juta hingga Rp 6 juta lebih.

"Dengan penghasilan yang diterima, sudah cukup. Jangan boros, tabung setengahnya belanjakan sesuai keperluan setengahnya. Tetaplah bersih dan jangan menambah coreng," ujar dia.

Yasonna mengaku baru pertama kali institusinya menerima CPNS sebanyak ini.

"Sehingga saya benar-benar tekankan pada mereka agar tetap bersih. Saya perintahkan seluruh jajaran Lapas, Imigrasi dan lainnya untuk mendampingi para CPNS ini," kata Yasonna. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya