Jokowi Dinilai Berhasil Realisasikan Pemerataan Pembangunan

Guru besar Untad Mohammad Ahlis Djirimu melihat pembangunan infrastruktur di era Jokowi tidak hanya fokus di Pulau Jawa, namun juga daerah-daerah lain di seluruh pelosok Indonesia turut merasakannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Sep 2022, 18:17 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2022, 11:44 WIB
Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa sebagai bendungan multifungsi kedua yang diresmikan pada 2021 di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa sebagai bendungan multifungsi kedua yang diresmikan pada 2021 di Sulawesi Selatan (Sulsel). (Dok. Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Guru Besar Universitas Tadulako (Untad) Mohammad Ahlis Djirimu mengakui keberhasilan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam merealisasikan pemerataan pembangunan. Ahlis mengatakan, Jokowi mampu menghadirkan fasilitas-fasilitas yang sama di setiap daerah di Indonesia.

Ahlis melihat pembangunan infrastruktur yang digagas oleh Jokowi tidak hanya terpaku di Pulau Jawa. Namun daerah-daerah seperti Papua juga turut merasakan buah dari keberhasilan pembangunan Presiden ke-7 RI ini.

“Fasilitas yang ada, kita juga tidak bisa mengabaikan fasilitas di wilayah timur, khususnya di NTT dan Papua,” ujar Ahlis dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/9/2022).

Dia menuturkan bahwa pembangunan infrastruktur di era kepemimpinan Jokowi bukan hanya fokus pada proyek jalan tol, bandara, atau pelabuhan saja. Namun aspek-aspek sosial yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat seperti ketersediaan air melalui bendungan juga diperhatikan.

“Pemerintah kita tidak hanya fokus kepada jalan, namun irigasi juga diperhatikan. Bendungan sangat bermanfaat bagi masyarakat,” tutur Ahlis.

Di sisi lain, Ahlis juga melihat keberhasilan Jokowi dalam menyediakan infrastruktur transportasi untuk masyarakat. Jokowi dinilai mampu merealisasikan pemerataan infrastruktur transportasi yang terpadu di seluruh daerah di Indonesia.

“Misalnya transportasi massal seperti di Jakarta. Mulai dari busway hingga kereta bawah tanah. Ada juga LRT di Sumatera Selatan. Ini semua dari sisi asas kemanfaatannya sangat tinggi,” ucapnya.

Bangun Jembatan Gantung Hubungkan 2 Pulau Kecil di Maluku

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Jembatan Gantung Wear Fair, di Kabupaten Maluku Tenggara, Rabu (14/9/2022). (Setpres)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Jembatan Gantung Wear Fair, di Kabupaten Maluku Tenggara, Rabu (14/9/2022). (Setpres)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Jembatan Gantung Wear Fair di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, Rabu, (14/9/2022). Menurut Jokowi, pembangunan jembatan adalah penting sebagau bagian dari infrastruktur untuk mempercepat mobilitas orang dan barang.

"Jembatan Wear Fair ini penting sekali dalam rangka mobilitas orang maupun mobilitas barang," ujar Jokowi dalam keterangan pers diterima, Rabu (14/9/2022).

Jokowi menuturkan, jembatan gantung yang baru diresmikannya ini menghubungkan dua pulau kecil, Pulau Fair dan Pulau Kei Kecil. Hal ini merupakan komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur secara merata hingga ke seluruh pelosok Tanah Air.

“Yang kita bangun itu bukan hanya jalan tol yang gede-gede, atau pelabuhan yang gede-gede, atau airport yang gede-gede, tapi jembatan antardesa, jembatan antarpulau yang seperti ini juga ini,” jelas Jokowi.

Diketahui, dalam satu tahun pemerintah sudah membangun sekitar 200 jembatan serupa sebagai akses konektivitas warga, baik antarkecamatan, antardesa, maupun antarpulau.

Menanggapi hal itu, Direktur Pembangunan Jembatan Kementerian PUPR, Yudha Handita Pandjiriawan, dalam keterangan terpisahnya mengatakan, Jembatan Gantung Wear Fair memiliki panjang 120 meter dengan lebar 1,8 meter. Jenis jembatan gantung dipilih karena proses pembangunan yang cepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar, sehingga masih cukup difasilitasi kendaraan roda dua dan penyeberangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya