Jokowi: Siapa pun Saya Terima di Istana

Meski menerima siapa pun di Istana, Jokowi meminta agar menyampaikan permohonan jadwal pertemuan terlebih dahulu kepada Mensesneg.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 07 Mar 2018, 19:37 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2018, 19:37 WIB
Jokowi Tinjau MRT
Presiden Joko Widodo dan Ketum Partai Nasdem Surya Paloh saat meninjau proyek terowongan bawah tanah MRT, fase 1 di Bundaran HI, Jakarta, Rabu (7/3). Peninjauan untuk memastikan kesiapan MRT Jelang ASIAN Games 2018. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan, bersedia menerima siapa pun yang bertamu di kantornya, kompleks Istana Kepresidenan. Termasuk, lanjut dia, para petinggi atau pimpinan partai politik

"Ya kalau mengajukan pertemuan ke Istana, siapa pun saya terima. Siapa pun, ketemu saja kok, masa enggak boleh," kata Jokowi di Stasiun MRT Senayan, Jakarta, Rabu (7/3/2018).

Meski menerima siapa pun di Istana, Jokowi meminta agar menyampaikan permohonan jadwal pertemuan terlebih dahulu kepada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. Sebab, kata dia, Mensesneg yang mengatur jadwal kegiatan Kepala Negara.

"Waktunya yang mengatur itu Mensesneg, Istana itu untuk seluruh rakyat, seluruh masyarakat, hanya kadang pengaturan waktunya itu, tapi kalau tidak diajukan Mense‎sneg tidak bisa ngatur waktunya kan," ucap Jokowi.

Sebelumnya, selama dua minggu terakhir Jokowi disambangi para petinggi partai politik di Istana Kepresidenan. Di antaranya, seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo, dan Partai Demokrat‎.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Polemik Kedatangan PSI

PSI menyambangi Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan
PSI menyambangi Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan (Liputan6.com/ Hanz Jimenez Salim)

Sebelumnya, pertemuan antara pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Presiden Jokowi di Istana beberapa waktu lalu menjadi perhatian sejumlah pihak. Sebab, PSI disebut membahas tentang pemenangan Jokowi untuk Pilpres 2019.

Ketua Umum DPP PSI Grace Natalie telah mengklarifikasi soal pertemuan partainya dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, yang belakangan menuai pro dan kontra lantaran disebut membicarakan pilpres di sela jam kerja Presiden.

"Ada anggapan yang kurang tepat terkait pertemuan DPP PSI dengan Presiden Jokowi di Istana Negara pada Kamis, 1 Maret 2018. Pertemuan itu adalah inisiatif DPP PSI yang meminta pertemuan dengan Presiden untuk membicarakan masalah kebangsaan dan negara," jelas Grace dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, 3 Maret 2018.

Menurut Grace, Presiden Jokowi memenuhi permintaan itu karena peduli dengan pendidikan politik kaum muda. "Masalah kebangsaan dan negara yang menjadi concern kami terutama adalah masalah korupsi dan intoleransi," kata Grace.

"Karena korupsi dan intoleransi terus terjadi menjelang hari H pemilu, maka pemilu kita terancam menjadi tak berkualitas," imbuh dia, seperti dikutip Antara.

Terkait dukungan terhadap Jokowi pada Pilpres 2019, Grace menegaskan bahwa sejak awal PSI memang mendukung Presiden Jokowi. Namun, dia menegaskan PSI akan bekerja untuk memenangi Jokowi di periode kedua melalui pemilu berkualitas, bukan dengan menghalalkan segala cara.

"Presiden Jokowi tidak boleh diturunkan dengan cara tidak bermartabat, juga tak boleh menang dengan cara demikian," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya