Hari Perempuan, Megawati Prihatin dengan Partisipasi Kaum Hawa di Politik

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri prihatin partisipasi perempuan dalam politik di negeri ini masih rendah.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mar 2018, 15:09 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2018, 15:09 WIB
FOTO: HUT PDIP, Megawati Soekarnoputri Potong Tumpeng Pada Pagelaran Wayang Kulit
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan sambutan pada pagelaran wayang kulit dalam rangka HUT PDIP ke-45 di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu Malam (27/1). Pagelaran wayang menampilkan lakon 'Bima Jumeneng Guru Bangsa'. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Sumedang - Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri prihatin partisipasi perempuan dalam politik di negeri ini masih rendah. Hal itu disampaikannya usai menerima gelar doktor kehormatan tepat di Hari Perempuan Internasional.

Padahal, kata dia, pemerintah berupaya menggenjot keikutsertaan perempuan dengan batas keterwakilannya di kepengurusan partai sebesar 30 persen.

"Ini untuk memenuhi syarat calon anggota legislatif selalu saya mengalami kesulitan, saya tahu dirasakan oleh para pimpinan partai dengan kuota 30 persen. Memang maksud dan niat memberi kuota baik tapi tatarannya sulit," ujar Megawati di kampus IPDN, Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (8/3/2018).

Ketua Umum PDIP ini menceritakan pengalaman yang dialami saat seorang kader perempuannya meminta mundur. Padahal, kata Megawati, perempuan ini punya karir politik yang baik.

"Tengah jalan dia datang kepada saya, dan katakan dengan penuh maaf ingin mengundurkan diri, kenapa? Karir politik bagus, dia jawab karena keluarga saya, suami saya mengatakan harus pilih antara suami dan karir politik," kata Megawati.

 

Alami Kemunduran

Megawati Buka Sekolah Calon Kepala Daerah PDIP
Ketum PDI-P, Megawati Soekarnoputri (tengah) mengikuti acara pembukaan sekolah partai angkatan ke-6 di Wisma Kinasih, Depok, (28/1). Sebanyak 88 bakal calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah mengikuti sekolah tersebut. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Melihat hal ini, Megawati pun tak berkutik. Menurut penilaiannya, setelah Indonesia merdeka, perempuan justru tak mendapatkan ruang dalam politik beda dengan ketika zaman perjuangan dahulu.

"Dalam pengamatan saya, ada sebuah fenomena yang terus berjalan justru setelah merdeka kaum perempuan makin surut di bidang politik, beda dengan ibu-ibu kita waktu mereka ikut berjuang bersama bapak-bapak, bergairah dalam bidang politik," kata Megawati.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya