Liputan6.com, Padang - Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko meminta pimpinan pondok pesantren untuk terus menanamkan jiwa cinta tanah air terhadap santrinya. Mantan Panglima TNI itu juga mengimbau semua pihak tidak meragukan Pancasila.
Moeldoko menyatakan, meskipun saat ini Indonesia diserang berbagai hal mulai dari narkoba, perdebatan ideologi, sampai korupsi, namun rakyat Indonesia harus percaya terhadap kekuatan Pancasila sehingga tidak mudah dihasut.
"Apabila kita mudah dihasut maka Indonesia akan hancur karena dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin menguasai kakayaan alam negara ini," ujar Moeldoko saat mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan Ringan Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat 16 Maret 2018.
Advertisement
Moeldoko mengatakan, pondok pesantren, masjid dan musala merupakan tempat pembentukan karakter bangsa.
"Jadi kuat atau tidaknya Indonesia terletak di tempat-tempat seperti pondok pesantren, masjid, musala dan sejenisnya," kata Moeldoko melalui pesan tertulis.
Menurutnya, kekuatan tersebut karena tempat-tempat itu sejak dulu menjadi pemersatu rakyat Indonesia sehingga dapat meminimalkan pertikaian antaretnis di negeri ini. Apalagi, negara ini terdiri dari 714 etnis sehingga berpeluang terjadi pertikaian karena hasutan.
"Persatuan kita kuat, tidak mudah dipecah belah. Hal tersebut telah terjadi di Afghanistan yang hanya terdiri dari tujuh etnis, namun dihasut oleh pihak-pihak berkepentingan sehingga terjadi perperangan hingga sekarang," ungkap Moeldoko.
Jangan Mudah Dihasut
Ketua Yayasan El-Imraniyah, Idarussalam menyebutkan saat ini jumlah santri di pondok pesantren tersebut sekitar 900 orang. Dalam pelajarannya selalu menekankan kecintaan terhadap Pancasila.
Dia mengatakan, pondok pesantren Nurul Yaqin Ringan-ringan merupakan salah satu pesantren besar dan berpengaruh di kabupaten itu.
"Alumninya telah tersebar ke sejumlah daerah di Indonesia dan tidak sedikit yang berhasil dalam karirnya," ujar dia.
Kehadiran Moeldoko ke Padang Pariaman akan berdampak positif terhadap pembangunan daerah itu, santri pesantren, dan keutuhan Indonesia.
Advertisement