PKB Harap Polemik Luhut dan Amien Rais Tak Berkepanjangan

Baik Luhut ataupun Amien merupakan bagian dari tokoh Indonesia. Sehingga, menurut dia, keduanya harus dapat menahan diri.

oleh Ika Defianti diperbarui 20 Mar 2018, 23:27 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2018, 23:27 WIB
Amien Rais
Amien Rais saat memberi keterangan terkait kasus alkes di kediamannya di Jakarta, Jumat (2/6). Amien mengaku siap membeberkan fakta sebenarnya. Dia pun mengaku tidak akan lari dan siap menjawab tuduhan tersebut kepada KPK. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding menyarankan agar tidak perlu lagi diperpanjang mengenai pernyataan balasan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan terhadap ucapan Politikus Senior Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais.

Dia menyebut keduanya baik Luhut ataupun Amien merupakan bagian dari tokoh Indonesia. Sehingga, menurut dia, keduanya harus dapat menahan diri.

"Iya, sebaiknya tidak perlu diperpanjang, beliau berdua adalah tokoh kita," kata Karding saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Selasa (20/3).

Kendati begitu, dia menyebut pernyataan Luhut untuk Amien Rais hanya bentuk spontanitas saja.

Sebelumnya, Menko Maritim Luhut Pandjaitan tersulut serangan Amien Rais. Dalam pidatonya, Luhut memang tak menyebut nama Amien Rais. Dia menggunakan istilah 'senior' yang diduga merujuk pada Amien Rais yang kerap mengkritik Jokowi.

"Ada senior bilang kasih sertifikat itu ngibulin. Apa yang ngibulin. Sertifikat itu prosesnya panjang dan berbelit. Sekarang cepat dan banyak. Saya pikir kita nggak bisa asal ngomong," kata Luhut, Senin (20/3) malam.

Luhut juga kesal dengan serangan-serangan yang menyebut pemerintah pro-PKI. Menurutnya hal itu cuma kebohongan yang terus disebarkan.

"Jangan bilang pro-PKI, pro-PKI gimana? Saya ikut tumpas PKI. Saya tentara, saya tahu itu," kata Luhut.

Luhut menegaskan jangan pernah menyebut pemerintah tidak nasionalisme dan menyerang dengan kepentingan asing. Dia menyebut orang yang belum pernah ditembaki tak pantas mengkritik soal nasionalisme.

"Saya perang di Timtim tahun 1975. Anak buah saya gugur 8 orang di Kopassus. Jangan bilang Nasionalisme, kalau belum pernah ditembakin," kata Luhut.

"Kau merasa paling bersih, kamu boleh ngomong. Tapi dosamu banyak juga kok. Udahlah diam saja lah. Tapi jangan main-main. Kita bisa cari dosamu sampai dapat," tegasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya