Hadiri Paskah di Monas, Anies Baswedan Bicara soal Persatuan

Anies barjanji, melalui Pergub Nomor 186 Tahun 2017, akan mempermudah perizinan kegiatan keagamaan di Monas.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 01 Apr 2018, 10:43 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2018, 10:43 WIB
Pastikan Alexis Tutup, Anies Baswedan Terjunkan 30 Ibu-Ibu Satpol PP
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpidato saat memimpin pelepasan personel Satpol PP di halaman Pendopo Balai Kota, Jakarta, Kamis (29/3). Dari 30 personel tersebut mayoritas ibu-ibu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri perayaan Paskah di Lapangan Monas Jakarta, Minggu (1/4/2018). Kepada para jemaat yang hadir, Anies bicara tentang persatuan Indonesia yang harus ditegakkan sesuai semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

"Indonesia adalah negara yang unik karena di sini ada persatuan, di Jakarta ada persatuan dan itu harus dirawat melalui interaksi, komunikasi. Harapannya kita bisa berkarya yang baik untuk Jakarta," kata Anies Baswedan di Lapangan Monas Jakarta, Minggu (1/4/2018).

Mantan Mendikbud itu berjanji melalui Pergub Nomor 186 Tahun 2017, akan mempermudah perizinan kegiatan keagamaan di Monas.

Dia menegaskan, jajaran Pemprov DKI di bawah kepemimpinannya akan berkomitmen melayani semua warganya, tanpa pandang bulu.

"Kita ingin mengirimkan pesan kepada semua bahwa Pemprov DKI Jakarta adalah Pemprov yang akan memfasilitasi semua agama, semua pemeluk agama termasuk dalam peringatan-peringatan hari besarnya," ucap Anies Baswedan.

 

Polemik Paskah di Monas

Perayaan Hari Paskah di Monas. (Liputan6.com/Lizsa Egeham)
Perayaan Hari Paskah di Monas. (Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Sebelumnya, Perayaan Hari Paskah yang digelar Gereja GBI Glow Fellowship Center di Lapangan Monas Jakarta Pusat hari ini menuai polemik. Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyatakan tidak terlibat dalam perayaan Hari Paskah di Monas.

Kepala Humas PGI, Jeirry Sumampow menilai Lapangan Monas sebagai ruang publik yang terbuka untuk semua sebaiknya dihindari dari penggunaan yang dapat memicu sentimen-sentimen agama, suku dan ras.

Senada dengan PGI, pengurus Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Eko Aldianto menyatakan tak pernah setuju jika perayaan hari besar keagamaan dilakukan di Monas.

Menurut Romo Eko, Hari Paskah harusnya menjadi pengalaman iman yang dirayakan di gereja atau tempat ibadah masing-masing.

Pemerintah dapat mendukung perayaan Paskah dengan memberi jaminan keamanan kepada jemaat Protestan dan Katolik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya