Alasan Sopir Angkot Enggan Bergabung OK Otrip Pemprov DKI

Sejumlah sopir angkutan kota mengungkap alasan enggan bergabung dengan program OK Otrip.

oleh Maria Flora diperbarui 11 Apr 2018, 13:18 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2018, 13:18 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Program OK Otrip Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum berjalan optimal. Dari 2.000 angkutan yang menjadi target, baru puluhan yang resmi terdaftar dalam Ok Otrip.  

Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Rabu (11/4/2018), baru ada 15 angkutan yang resmi terdaftar dalam program OK Otrip di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Salah satu yang memberatkan mereka adalah harus mengeluarkan sejumlah uang untuk bisa bergabung dalam OK Otrip besutan Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno ini.

"Sekarang menyetor sehari Rp 100 ribu saja susah. Jika bos harus mengeluarkan Rp 15 juta kan enggak mungkin. Itu aja permasalahannya,” kata Andri, salah satu sopir angkutan non OK Otrip.  

Sementara itu, salah satu sopir angkutan mengaku, dengan adanya OK Otrip, kini dia tak lagi pusing memikirkan setoran yang harus dibayar.  

"Karena saya pikir nyari setoran susah ya. Setelah mendapat tawaran seperti ini ya saya langsung bergabung,” ujar Bachrudin, sopir angkutan OK Otrip.  

Menanggapi hal ini, Sandiaga berjanji akan memudahkan operator angkutan kota bergabung dengan OK Otrip.    

"Selama kendaraan sesuai dengan syarat kendaraan yang kita inginkan, ya tentunya kita berikan kemudahan tersebut," tambah Sandiaga Uno.  

Ditargetkan sebanyak 2 ribu angkutan akan tergabung dalam OK Otrip pada akhir tahun ini.  

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya