Genjot Infrastruktur, Jokowi Tak Ingin Papua Terisolasi

Jokowi mengakui, pembangunan infrastruktur di Papua memang tak mudah. Menurut dia, kesulitan dan hambatan kerap kali ditemui.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 12 Apr 2018, 16:31 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2018, 16:31 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) Hadir di Nabire, Papua, Rabu (20/12/2017). (Vina Muliana/Liputan6.com)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) Hadir di Nabire, Papua, Rabu (20/12/2017). (Vina Muliana/Liputan6.com)

Liputan6.com, Papua - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan pemerintah akan menggenjot pembangunan infrastruktur di Papua. Dengan adanya infrastruktur, Jokowi ingin Papua tak lagi terisolasi.

"Infrastruktur di tanah Papua ini sangat penting sekali untuk membuka keterisolasian," kata Jokowi saat mengunjungi Asmat, Papua, Jakarta, Kamis (12/4/2018).

Oleh karena itu, sambung Jokowi, pembangunan infrastruktur baik pelabuhan, jalan, maupun jaringan telekomunikasi sangat penting.

"Termasuk di Agats, Asmat ini. Sehingga ada keterbukaan dan hubungan antardistrik, antarkota itu akan lebih mudah," ucap dia.

Namun, sambung Jokowi, pembangunan infrastruktur di Papua memang tak mudah. Menurut dia, kesulitan dan hambatan kerap kali ditemui. Di antaranya jarak dan lokasi yang sangat jauh untuk mengirim logistik bahan bangunan.

"Saya kira problemnya tak hanya di Kabupaten Asmat saja, tetapi di kabupaten-kabupaten lain juga hampir mirip-mirip seperti itu," tandas dia.

Gelar Panglima Asmat

Presiden Jokowi dan 5 menteri Peringati Hari Ibu di Papua
Presiden Jokowi dan 5 menteri Peringati Hari Ibu di Papua (Kementerian PPPA)

Sebelumnya, Jokowi mendapat gelar Panglima Perang dari suku Asmat Papua. Pemberian gelar ini dilakukan saat Jokowi tiba di Pelabuhan Agats, Asmat, Papua, pada Kamis.

Pantauan di lokasi, saat turun dari helikopter kepresidenan, Jokowi dan Ibu Negara Iriana disambut dengan upacara adat suku Asmat.

Upacara penyambutan ini sekaligus mengukuhkan Jokowi sebagai Kambepit atau Panglima Perang Asmat. Pemberian gelar ini dilakukan oleh tetua adat adat Asmat.

"Besar harapan kami, Bapak Panglima Perang membawa masa depan yang lebih baik," kata Wakil Bupati Asmat, Thomas E Safano, saat menerjemahkan pesan dari tetua adat Suku Asmat di Pelabuhan Agats, Asmat, Papua, Kamis (12/4/2018).

Dalam pemberian gelar ini, Jokowi juga menerima dayung berhias dan noken khas suku Asmat. Dayung tersebut dimaksudkan sebagai simbol kepemimpinan panglima perang dalam mendayung perahu rakyat suku Asmat.

"Kami serahkan noken dan dayung berhias ini. Dayung adalah simbol kepemimpinan. Agar Bapak Presiden dapat mendayung kapal republik ini ke arah yang lebih baik," ucap Thomas.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya