Setya Novanto Sisipkan Puisi "Di Kolong Meja" dalam Pleidoi

Puisi yang dibacakan Setya Novanto merupakan karya Linda Djalil.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Apr 2018, 15:26 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2018, 15:26 WIB
Setya Novanto
Terdakwa korupsi proyek e-KTP, Setya Novanto saat mengikuti sidang pembacaan nota pembelaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (13/4). Sidang mendengar pembacaan nota pembelaan terdakwa. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Setya Novanto bacakan rangkaian puisi dalam sidang pembelaan dirinya sebagai terdakwa korupsi proyek e-KTP. Puisi dengan judul "Di Kolong Meja", yang dibuat oleh Linda Djalil.

Puisi tersebut menggambarkan tentang peran di balik sebuah kolong meja. Pada baris pertama dan kedua menceritakan bagaimana sekumpulan debu bersembunyi di kolong meja.

"Di kolong meja tersimpan cerita seorang anak manusia menggapai hidup, gigih dari hari ke hari," ujar Novanto di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Jumat (13/4/2018).

Syair ketiga dan keempat, puisi tersebut menceritakan perjuangan seseorang bagaimana bertahan hidup untuk meraih keberhasilan. Hingga, usahanya pun membuahkan hasil.

"Di kolong meja muncul cerita sukses anak manusia yang semula bersahaja akhirnya bisa diikuti siapa saja karena cerdas caranya bekerja," sambung Novanto.

Selanjutnya, puisi itu menyindir debu di kolong meja yang tak kunjung dibersihkan, hanya sekedar menyaksikan segala peristiwa sebagai tontonan.

Puisi Lengkap

Berikut isi lengkap puisi di Kolong Meja:

Di kolong meja ada debu yang belum tersapukarena pembantu sering pura pura tak tahu

Di kolong meja ada biangnya debuyang memang sengaja tak disapubersembunyi berlama-lamakarena takut dakwaan serumelintas membebani bahu

Di kolong meja tersimpan ceritaseorang anak manusia menggapai hidupgigih dari hari ke harimeraih ilmu dalam keterbatasanuntuk cita-cita kelak yang bukan semutanpa lelah dan malubersama debu menghirup udara kelabu

Di kolong meja muncul cerita sukses anak manusia yang semula bersahajaakhirnya bisa diikuti siapa sajakarena cerdas caranya bekerja

Di kolong meja ada lantai yang mulus tanpa celaada pula yang terjal bergelombang siap mengangamenghadang segala cita-citaapabila ada kesalahan membahanakolong meja siap membelahmenerkam tanpa bertanyabahwa sesungguhnya ada berbagai sosok yang sepatutnya jadi sasaran

Di kolong mejaada pecundangyang bersembunyisembari cuci tangancuci kakicuci mukacuci warisan kesalahan

Apakah mereka akan senantiasa di sana dengan mental banci berlumur keringat ketakutanDan sesekali terbahak melihat teman sebagai korban menjadi tontonan

Selengkapnya

Setya Novanto
Terdakwa korupsi proyek e-KTP, Setya Novanto membaca nota pembelaan pada sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (13/4). Sidang mendengar pembacaan nota pembelaan terdakwa. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Di kolong meja ada debu yang belum tersapu

karena pembantu sering pura pura tak tahu

Di kolong meja ada biangnya debu

yang memang sengaja tak disapu

bersembunyi berlama-lama

karena takut dakwaan seru

melintas membebani bahu

Di kolong meja tersimpan cerita

seorang anak manusia menggapai hidup

gigih dari hari ke hari

meraih ilmu dalam keterbatasan

untuk cita-cita kelak yang bukan semu

tanpa lelah dan malu

bersama debu menghirup udara kelabu

Di kolong meja muncul cerita sukses anak manusia yang semula bersahaja

akhirnya bisa diikuti siapa saja

karena cerdas caranya bekerja

Di kolong meja ada lantai yang mulus tanpa cela

ada pula yang terjal bergelombang siap menganga

menghadang segala cita-cita

apabila ada kesalahan membahana

kolong meja siap membelah

menerkam tanpa bertanya

bahwa sesungguhnya ada berbagai sosok yang sepatutnya jadi sasaran

Di kolong meja

ada pecundang

yang bersembunyi

sembari cuci tangan

cuci kaki

cuci muka

cuci warisan kesalahan

Apakah mereka akan senantiasa di sana dengan mental banci berlumur keringat ketakutan

Dan sesekali terbahak melihat teman sebagai korban menjadi tontonan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya