Moeldoko: Tak Tepat Bicara Presiden Bikin Miskin di Masjid

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyayangkan pernyataan Eggi Sudjana yang menyebut bahwa presiden bikin rakyat miskin.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 17 Apr 2018, 11:01 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2018, 11:01 WIB
Kepala Staf Presiden Moeldoko mendatangi kantor Menko Polhukam Wiranto
Kepala Staf Presiden Moeldoko mendatangi kantor Menko Polhukam Wiranto

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko menyayangkan pernyataan Ketua Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni 212 Eggi Sudjana yang menyebut bahwa presiden bikin rakyat miskin.

Apalagi, kata Moeldoko, pernyataan Eggi itu disampaikan saat ceramah dalam acara Gerakan Indonesia Salat Subuh (GIS) di Masjid Dzarratul Muthmainnah, Tangerang Selatan, Minggu, 15 April 2018 kemarin.

"Saya kira kurang tepatlah, kalau di masjid kan tempat syiar agama, menebarkan kesejukan, bukan menebarkan hal-hal yang berbau itu. Jadi bingung masyarakat," kata Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, ditulis Selasa (17/4/2018).

Moeldoko juga mempertanyakan pernyataan Eggi yang menyebut bahwa sumber daya alam (SDA) Indonesia dikuasai oleh pihak asing. Menurut Moeldoko, pernyataan itu tidak logis dan tidak berdasarkan fakta yang ada.

"SDA dikuasai asing kan dari dulu, ngomongnya enggak logis, ada data-data kita bicara," ucap Moeldoko.

Sebelumnya, Eggi yang merupakan Wakil Koordinator Nasional Gerakan Indonesia Salat Subuh (GIS) ini memberikan ceramah soal presiden membuat rakyat semakin miskin lantaran sumber daya alam di Indonesia sudah dikuasai oleh asing. Menurut Eggi, dengan kondisi seperti yang ia sebutkan itu, jangan sampai salah pilih seorang pemimpin.

"Nah kalau presiden buat kita miskin jangan pilih presiden yang enggak benar. Maka ada gerakan 2019 ganti presiden, kalau tidak membuat rakyat sejahtera," ujar Eggi saat memberi tausiah setelah mengikuti GIS berjemaah di Masjid Dzarratul Muthmainnah, Tangerang Selatan, Minggu, 15 April 2018.

Kata Mensos

Agung Laksono hingga Mensos Hadiri Sidang Tuntutan Setya Novanto
Mensos, Idrus Marham (tengah) berada di ruang sidang pengadilan Tipikor jelang sidang tuntutan kasus dugaan korupsi proyek e-KTP dengan terdakwa Setya Novanto, Jakarta, Kamis (29/3). Sidang mendengar pembacaan tuntutan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menteri Sosial Idrus Marham membantah pernyataan Ketua Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni 212 Eggi Sudjana yang menyebut "presiden bikin rakyat menjadi miskin". Idrus menyebut, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo angka kemiskinan di Tanah Air malah menurun drastis.

"Hasil survei (Badan Pusat Statistik) yang ada tahun 2017 kemiskinan malah turun, gitu loh. Karena itu meskinya kita bicara berdasarkan data. Ya dulu itu masih ada 27 juta lebih, sekarang itu tinggal 26.580.000," kata Idrus sambil tertawa.

Mantan Sekretaris Jenderal Partai Golkar ini berpesan setiap kritikan yang disampaikan kepada pemerintah harus memperhatikan data akurat.

"Tidak bisa kita bicara hanya berdasarkan alibi. Mari kita bicara berdasarkan fakta, sambil jujur mensyukuri atas prestasi yang ada. Kalaupun ada yang kurang, pasti. Tetapi kita harus jujur juga mengatakan bahwa lebih banyak yang berhasil," ujarnya.

Idrus juga mengingatkan, ceramah yang disampaikan di masjid-masjid harus menggunakan bahasa yang baik. Muatan ceramah harus mengajarkan umat untuk saling menghormati, bukan justru mencaci maki.

"Jadi saya tidak paham kalau bicara agama tapi mencaci maki. Kan agama tidak ada mengajarkan mencaci maki, di agama tidak diajarkan menfitnah," kata Idrus.

 

Reporter: Titin

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya