Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Terorisme sekaligus Peneliti Universitas Indonesia Solahudin menyatakan, terdakwa kasus bom Thamrin, Aman Abdurrahman mulai dikenal baik oleh kelompoknya pada 2002.
Pria yang disebut otak kasus bom Thamrin Jakarta itu, dikenal sebagai sosok pintar dengan komitmen ideologi tinggi.
"Nama Oman atau Aman Abdurrahman itu muncul agak mendadak, saat saya melakukan penelitian 2002 dan baru mendengar namanya pada 2003. Muncul sosok baru jihadi di Indonesia tentang sosok pintar dan komitmen ideologi tinggi yaitu Aman Abdurrahman," kata Solahudin kala menjadi ahli di persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (17/4/2018).
Advertisement
Menurut penelusurannya, Aman Abdurrahman tidaklah berasal dari sebuah kelompok tertentu. Berbeda dengan kiprah Abi Bakar Baasyir yamg dikenal sejak tahun 1976 dengan gerakan negara Islam Indonesia.
"Jadi sbelumnya saudara terdakwa bukan lahir dari kelompok ekstrem ya, dia dikenal dengan nama ustaz salafi, pernah jadi Imam dan Dai di Masjid Asofah Lenteng Agung," uajr Solahudin.
Karenanya, dia mengaku merasa kaget kala Aman terlibat dalam insiden teror bom Cimanggis. Pada saat itu juga, lanjut dia, Aman Abdurrahman mulai banyak menerjemahkan kitab-kitab yang diklaim sebagai rujukan para kelompok jihadi di Indonesia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pimpinan ISIS di Indonesia?
Mantan teroris kelompok Cibiru, Kurnia Widodo, menjadi saksi sidang terdakwa kasus bom Thamrin, Oman Rochman alias Aman Abdurrahman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Kurnia Widodo merupakan lulusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung yang ditangkap karena membuat bom cair.
Pada kesaksiannya, Kurnia menyatakan, Aman didapuk sebagai pemimpin organisasi Islamis State of Iraq and Sham (ISIS) di Indonesia. Informasi itu diperolehnya dari pengikut Aman Abdurrahman.
"Ikhwan yang aktif di media sosial seperti grup WhatsApp memberitahukan terdakwa Pemimpin ISIS," ujar Kurnia, Jakarta, Selasa (3/4/2018).
Hakim Ketua, Akhmad Jaini, pun bertanya alasan terdakwa bom Thamrin Aman Abdurrahman bisa disebut sebagai petinggi ISIS di Indonesia. "Maksudnya tadi petinggi ISIS di Indonesia?" tanya Akmad.
"Apa yang dikatakan beliau, jadi rujukan," jawab Kurnia di sidang bom Thamrin.
Sementara itu, Aman Abdurrahman menolak disebut sebagai bagian dari pimpinan ISIS.
"Dari mana gitu kan? Saya bukan Ketua ISIS, bukan Pimpinan ISIS. Tapi kalau orang merujuk sebagian ilmu dari saya, iya. Saya katakan iya," bantah Aman.
Advertisement