Korban Tewas Ambruknya Jembatan Widang Pernah Jadi Pengemudi Teladan

Mukhlisin dikenal sebagai sebagai sosok pekerja keras.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 18 Apr 2018, 12:20 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2018, 12:20 WIB

Patroli, Tuban - Jasad Mukhlisin, korban tewas akibat ambruknya Jembatan Widang Lamongan-Tuban disemayamkan di Desa Banter, Gresik, Jawa Timur. Usai disholatkan, jenazah Mukhlisin kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Benjeng.

Seperti ditayangkan Patroli Indosiar, (18/4/2018), sejumlah kerabat dan tetangga korban tak meyangka ayah dua anak yang sudah dikaruniai seorang cucu itu mengalami musibah saat mengemudikan truknya.

Mukhlisin dikenal sebagai sebagai sosok pekerja keras. Tak heran, setelah mengabdi selama 30 tahun di PT Semen Indonesia Logitik, almarhum mendapat penghargaan sebagai pengemudi teladan.

"Korban ini adalah pekerja keras, saya mendapatkan kabar dari kerabat keluarga. Kekeluargaan korban ini juga sangat tinggi," kata kerabat korban Irawan Hidayat.

Sementara itu, polisi hari ini kembali melakukan rekayasa lalu lintas. Jembatan penghubung di sisi jembatan yang ambruk masih bisa diperasionalkan untuk kedua arah baik dari Tuban maupun Lamongan. Untuk kendaraan kecil, baik dari arah Lamongan maupun Tuban, diperbolehkan melewati jembatan ini.

Sedangkan bagi kendaraan besar, dilarang melintasi jembatan dan diarahkan melalui jalur Pantura menuju Panciran dan Brondong di Lamongan menuju Tuban.

"Jembatan ini tidak mungkin digunakan 2 jalur. Harus bergantian yang melewati jembatan ini, sudah ada petugas yang menagtus lalu lintas di sana," ujar Kapolres Lamingan AKBP Feby Hutagalung.

Hingga Rabu pagi, 18 April 2018, bangkai tiga truk masih berada di Sungai Bengawan Solo dan belum dievakuasi. Petugas masih menunggu alat pengangkat kendaraan atau crane yang lebih besar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya