Hari Bumi, Walhi Minta Cara Pandang Ekonomi Diubah

Walhi berharap Hari Bumi menjadi momentum memperluas gerakan penyelamatan lingkungan hidup di Indonesia untuk mewujudkan keadilan ekologis.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2018, 06:44 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2018, 06:44 WIB
Anak-anak pun turut ambil bagian dalam penanaman pohon dalam rangka memperingati hari bumi sedunia. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi Perayaan Hari Bumi. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Nur Hidayati, meminta cara pandang ekonomi saat ini diubah. Menurut dia, selama ini pendekatan ekonomi menghasilkan persoalan di hulu dan di hilir.

"Di hulu seperti penghancuran hutan dan persoalan sampah di kota-kota pada bagian hilirnya dan termasuk ancaman bagi ekologi sungai yang menghancur sumber kehidupan masyarakat," Hidayati, Minggu (22 April 2018), seperti dilansir Antara.

Ia menyampaikannya dalam rangka peringatan Hari Bumi, yang dilakukan tiap tanggal 22 April. Hari Bumi diharapkan menjadi momentum memperluas gerakan penyelamatan lingkungan hidup di Indonesia untuk mewujudkan keadilan ekologis.

"Pada Hari Bumi tahun 2018 ini, Walhi secara nasional menyelenggarakan peringatan Hari Bumi di Lapangan Merdeka Medan," ujar Hidayati.

Ia mengatakan, peringatan Hari Bumi tersebut, juga dihadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.

Dalam kesempatan itu, Walhi menyerahkan konsep Medan Zero Waste City 2020 kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Medan. Persolan sampah merupakan salah satu persoalan besar yang terjadi di Indonesia.

"Sampah di Indonesia tidak hanya menimbulkan permasalahan di darat, tetapi juga menimbulkan kendala di lautan," ucapnya.

Zero waste city merupakan prinsip di mana sebuah kota melakukan proses pengelolaan hingga tidak menghasilkan sampah ke tempat pemrosesan akhir.

Zero waste berarti mendesain dan mengelola produk dan proses secara sistematis untuk mengurangi, serta menghindari besarnya volume dan racun dari sampah.

"Sistem ekonomi sirkular adalah sebuah sistem pengelolaan ekonomi tanpa menyisakan sampah dari pengelolaan produksi, kemudian distribusi selanjutnya dikonsumsi. Sesudah dikonsumsi kemudian didaur ulang atau gunakan ulang," kata aktivis Walhi itu.

 

 


Kampanye Rimba Terakhir

Hidayati menjelaskan, pada momentum Hari Bumi tahun ini, Walhi juga meluncurkan kampanye Rimba Terakhir, upaya penyelamatan hutan agar generasi masa depan dapat melihat dan merasakan hutan rimba bukan hanya membacanya di dalam catatan sejarah saja.

Selain di Kota Medan, Hari Bumi juga diperingati oleh WALHI dan organisasi masyarakat lainnya di berbagai daerah antara lain, Maluku Utara, NTB, NTT, Sumsel, Jambi, Riau, Babel,Bengkulu, Aceh, Kaltim, Kalbar, Kalteng, Yogyakarta, Jatim, Jakarta, Sulsel, Sultra dan Sulteng.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini

Google Doodle
Sosok Dr. Jane Goodall yang kini tampil di Google Doodle untuk Hari Bumi 2018 (sumber: google)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya