BMKG Ungkap Penyebab Dahsyatnya Puting Beliung di Yogyakarta

Penyebab angin puting beliung karena adanya aktivitas awan konvektif yang sangat aktif di wilayah Yogyakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Apr 2018, 17:36 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2018, 17:36 WIB
Belalai air dan hujan es
Hujan es dan angin puting beliung berbentuk belalai air mengegerkan warga Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Selasa, 27 Februari 2018, sekitar pukul 17.00 Wita. (Foto: Istimewa/Fauzan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Yogyakarta - Dahsyatnya angin puting beliung yang menerjang sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarat (DIY), Selasa siang, 24 April 2018, membuat puluhan rumah mengalami kerusakan parah.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Nyoman Sukarta, dalam keterangan tertulisnya menyampaikan, penyebab angin puting beliung karena adanya aktivitas awan konvektif yang sangat aktif di wilayah DIY. Awan tersebut mendorong terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah.

"Adanya aktivitas awan konvektif (Cumulonimbus) yang tumbuh sangat aktif dan bersifat lokal di wilayah DIY. Kondisi tersebut dapat menimbulkan hujan dengan intensitas lebat disertai puting beliung, " ujar Nyoman.

Cuaca Ekstrem di DIY

Puting Beliung di DIY
Puting Beliung di DIY. (Switzy Sabandar/Liputan6.com)

Selain angin puting beliung, cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah di DIY, Selasa siang kemarin adalah angin kencang. Kondisi ini, menurut Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta Djoko Budiyono, memang sudah diprediksi.

"Hasil dari pengamatan radar, potensi cuaca ekstrem memang telah diperkirakan. BMKG Stasiun Klimatologi bahkan sudah membuat warning atau peringatan dini," papar Djoko.

Djoko menambahkan, saat ini sebagian besar wilayah di DIY sudah memasuki musim pancaroba. Pada musim ini, jenis awan yang terbentuk adalah awan-awan konvektif seperti cumulonimbus yang sifatnya seringkali lokal.

"Awan ini berpotensi menyebabkan hujan intensitas lebat dan dalam durasi singkat, angin kencang atau puting beliung hingga petir," ujar Djoko.

 

Reporter: Purnomo Edi

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah ini: 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya