Liputan6.com, Aceh - Kondisi lokasi ledakan sumur minyak warga di Ranto Peureulak, Aceh Timur, Aceh berangsur normal.
Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Jumat (27/4/2018), kobaran api sudah padam, namun petugas masih melarang warga untuk mendekati lokasi. Meski demikian, semburan gas bercampur air masih terjadi.
Sementara itu, tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh bersama TNI-Polri dan Dinas Pertambangan dibantu Pertamina mengidentifikasi lokasi kejadian.
Advertisement
Hasilnya, ada sekitar 25 sumur minyak selain yang berada di Ranto Peureulak yang beroperasi tanpa standar keselamatan. Aparat keamanan sudah melarang warga mendekati titik semburan dengan memasang garis polisi.
"Kita melihat strukturnya berubah-ubah. Warga tidak boleh mendekat dalam radius 100 meter," kata Kepala BPBD Aceh Teuku Dadek.
Lantas, seperti apa kondisi para korban akibat ledakan sumur minyak ilegal?
Zainal Abidin (36) asal Aceh hanya mampu bertahan 16 jam di ruang perawatan IGD. Korban akhirnya meninggal dunia akibat luka bakar di sekujur tubuh serta trauma inhalasi yang memaksa tim medis membuat jalan pernafasan baru.
Kematian Zainal Abidin menambah daftar panjang korban tewas menjadi 21 orang. Oleh kedua orangtuanya, jenazah Zainal langsung dipulangkan ke kampung halamannya di Aceh Timur.
Sementara, korban lainnya yang masih kritis dirujuk ke RSUD Abdul Aziz Syah, Aceh Timur. Hingga kini tercatat ada sekitar 38 orang yang masih dirawat di sejumlah rumah sakit.