Aung San Suu Kyi Undang Wiranto ke Myanmar, Bahas Apa?

Wiranto di sela acara KTT ke-32 ASEAN di Singapura, Sabtu 28 April 2018, mendapatkan undangan yang disampaikan oleh Menteri Pertahanan Myanmar agar bisa berkunjung ke negara itu.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Apr 2018, 07:32 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2018, 07:32 WIB
Menko Polhukam Wiranto Temui Ketua KPU
Menko Polhukam Wiranto usai melakukan pertemuan dengan Ketua KPU, Arief Budiman di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (6/3). Pertemuan berlangsung sekitar satu jam dan tertutup. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Singapura - Pemerintah Myanmar secara khusus mengundang Menko Polhukam Wiranto untuk bertemu dengan penasehat negara Aung San Suu Kyi.

Menko Polhukam Wiranto di sela acara KTT ke-32 ASEAN di Singapura, Sabtu 28 April 2018, mendapatkan undangan yang disampaikan oleh Menteri Pertahanan Myanmar agar bisa berkunjung ke negara itu.

"Ada undangan untuk saya ke Myanmar bertemu Aung San Suu Kyi," kata Wiranto.

Dia menyatakan, undangan itu sebuah kewajaran mengingat selama ini Indonesia cukup aktif dalam membantu menyelesaikan konflik atau masalah-masalah pengembalian pengungsi dari Bangladesh ke Rakhine State, Myanmar.

Ia mengatakan, Indonesia sangat aktif bahkan Presiden Jokowi sempat mengunjungi kamp-kamp pengungsian beberapa waktu lalu menunjukkan kepedulian yang tinggi Indonesia terhadap persoalan itu.

"Saya sebagai menteri yang membidangi masalah politik, hukum, dan keamanan mencoba untuk menjabarkan semangat Presiden itu untuk ikut membantu masalah kemanusiaan di Rakhine State," kata Wiranto dikutip dari Antara.

Berbagi Pengalaman

Jusuf Kalla hingga Fadli Zon Hadiri Pengucapan Sumpah Ketua MK
Menko Polhukam Wiranto menghadiri acara pengucapan sumpah jabatan Ketua dan Wakil Ketua MK Anwar Usman dan Aswanto, Jakarta, Senin (2/4). Sejumlah pejabat negara menghadiri acara pengucapan sumpah Ketua dan Wakil Ketua MK. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Undangan itu menurut Wiranto terkait hal tersebut, di mana Myanmar akan meminta Indonesia untuk berbagi pengalaman dalam menyelesaikan persoalan dalam negeri tanpa mendatangkan akibat yang fatal.

"Jadi undangan pada saya terkait dengan bagaimana Indonesia bisa memberikan pengalaman masa lalu yang barangkali dapat diterapkan di Myanmar," katanya.

Ia menambahkan, Myanmar dapat membuka diri kepada Indonesia karena rasa percaya yang telah dibangun oleh Presiden Jokowi yang mampu meyakinkan bahwa posisi Indonesia netral dalam persoalan yang sedang terjadi.

Indonesia mengambil orientasi untuk membantu mengatasi persoalan internal di Myanmar tanpa ada keinginan atau pretensi untuk melakukan infiltrasi ataupun intervensi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya