Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menindaklanjuti laporan sopir truk mengenai pungutan liar (pungli). Jokowi ingin oknum yang terlibat pungli ditindak tegas.
"Disikat semuanya," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Baca Juga
Jokowi membantah, adanya praktik pungli ini akibat dari tidak efektifnya Satgas Saber Pungli. Menurutnya, tugas Saber Pungli banyak sehingga aksi pungli terhadap pengemudi truk mungkin tidak tersentuh.
Advertisement
"Kalau Saber Pungli kan semuanya dari urusan KTP di kelurahan atau urusan sertifikat di BPN. Ini (pungli sopir truk) kan sangat khusus sekali jadi saya rasa ini langsung ditangani oleh Polri," kata dia.
Saat menemui sopir truk di Istana Negara, Jokowi menerima banyak laporan terkait aksi premanisme dan pungli di jalan. Aksi bejat itu terjadi mulai dari Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat sampai Aceh.
Jokowi mengatakan, aksi premanisme di jalan sangat meresahkan. Sementara pungli bisa memicu tingginya harga barang yang seharusnya tidak terjadi.
"Premanisme dan pungli ini mengakibatkan adanya cost-cost tambahan yang seharusnya tidak perlu. Dan itu dirasakan sopir truk sangat menggangu, sangat mengganggu sekali," ucap Jokowi.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sopir Truk Jalan Kaki 26 Hari
Presiden Jokowi menerima pengemudi truk di Istana Negara, Jakarta. Salah satu pengemudi truk yang hadir adalah Agus Yuda.
Agus Yuda merupakan warga Sidoarjo, Jawa Timur. Dia rela berjalan kaki selama 26 hari dari Mojokerto, Jawa Timur, menuju Jakarta untuk menemui Jokowi.
"Saya meninggalkan Mojokerto tanggal 8 April, masuk Jakarta tanggal 4 Mei," ungkap Agus kepada di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Saat tiba di Istana Negara, Agus mengenakan batik berwarna merah. Di hadapan Jokowi, dia menyampaikan aksi premanisme dan pungutan liar (pungli) yang dialaminya saat bekerja.
"Masih ada pungli dan premanisme," kata Agus.
Pria yang mengendarai truk dengan rute khusus kawasan Jawa Timur ini mengatakan, pelaku pungli tidak hanya seorang preman, tetapi juga ada yang berasal dari kepolisian dan Dinas Perhubungan.
Â
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement