Liputan6.com, Subang - Seorang anggota Brimob bernama Bripka Marhum Prencje tewas ditikam oleh pelaku bernama Tendi Sumarno di halaman kantor Intelmob Kelapa Dua Cimanggis, Depok, Kamis malam, 10 Mei 2018.
Keluarga pelaku penganiayaan meyakini tindakan pelaku karena pengaruh dari luar. Mereka pasrah dan berharap jenazah pelaku dapat diambil untuk dimakamkan.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Sabtu (12/5/2018), tak ada aktivitas berbeda di rumah ber-cat hijau di kampung Buniara, Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Subang, Jawa Barat.
Advertisement
Namun, beberapa hari terakhir, rumah orangtua Tendi Sumarno, pelaku penusukan Bripka Marhum Prencje kerap didatangi petugas.
Kejadian yang juga mengakibatkan Tendi tewas mengejutkan keluarga. Mereka tak menduga, Tendi tega menganiaya hingga merenggut nyawa korban. Di mata keluarga, Tendi Sumarno yang sempat bekerja di Jakarta selepas SMA adalah anak baik.
"Anaknya baik dan murah senyum. Terakhir sekolah di Bintara," kata ibu pelaku Warsiti.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ade, Ketua RW pelaku. "Untuk warga, saya menerima apa adanya korban. Karena di luarnya tidak tahu, tapi di sini warga tahu dia baik," jelas Ade.
Setelah kerusuhan di rutan Mako Brimob mereda dan 155 tahanan dan napi teroris dipindah ke Lapas Nusakambangan, Kamis 10 Mei malam, kembali terjadi insiden kekerasan.
Seorang anggota Satintel Mako Brimob, Bripka Marhum Prencje tewas tewas setelah dianiaya seorang pria saat diperiksa di ruang Satintel. Teriakan korban mengundang dua anggota Brimob lain mendekat dan langsung melumpuhkan Tendi Sumarno.
Korban maupun pelaku dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Namun, korban akhirnya meninggal dunia.