Liputan6.com, Jakarta Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan, sejumlah teroris berkeliaran di sekitar Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok saat keributan di Rutan Cabang Salemba pecah, Selasa 8 Mei 2018 lalu.
Setyo menduga, ada komunikasi antara narapidana kasus terorisme (napiter) yang ada di dalam rutan dengan sel-sel teroris di luar. Mereka diduga diajak untuk menyerang Mako Brimob dari luar.
"Pada saat kejadian (ricuh di Mako Brimob) itu kami monitor, ada (sel teroris disekitar Mako)," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (14/5/2018).
Advertisement
Bahkan, menurut Setyo, ada beberapa orang yang sempat mengambil foto anggota kepolisian yang berjaga di sekitaran Mako Brimob.
"Ada beberapa yang motret-motret, itu patut diduga," tutur dia.
Polri terus memantau pergerakan mereka. Hingga akhirnya tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror melakukan penegakan hukum di beberapa wilayah dan berhasil menangkap para terduga teroris yang telah menyiapkan amaliah.
Penangkapan itu di antaranya dilakukan di wilayah Tambun, Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat. Dalam operasi di Tambun, polisi menangkap empat orang, yakni, AM, HG, RA dan JG. Densus 88 menembak mati RA dan JG lantaran melawan saat ditangkap.
Â
Serang Mako Brimob
Sementara di Cianjur, Densus 88 terlibat baku tembak dengan empat terduga teroris, di Terminal Pasir Hayam, Kecamatan Cilaku, Cianjur, Jawa Barat. Mereka adalah, BBN, DCN, AR, dan HS.
Keempat terduga teroris itu meninggal dunia usai baku tembak dengan Densus 88, yang telah membuntuti mereka sejak dari Sukabumi, Jawa Barat.
Sel-sel teroris yang ditangkap itu diidentifikasi hendak melakukan amaliah di Mako Brimob, Kelapa Dua.
"Mereka mengajak untuk nyerang ke (Mako) Brimob, makanya kami tangkap yang di Tambun dan Cianjur kemarin," ucap Setyo.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â
Â
Advertisement