Liputan6.com, Jakarta - Usai berkunjung ke markas Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mantan Ketua KPK Abraham Samad menyatakan akan melakukan safari politik ke partai-partai lain. Ia akan menyambangi semua partai politik, baik pendukung pemerintah maupun oposisi.
"Pasti, pasti insyaallah. Mungkin saya akan ke Nasdem kalau Pak Surya Paloh pulang dari luar negeri. Ini PKS duluan karena kebetulan saya bisa dan Pak Sohibul bisa, sama-sama ada waktu," kata dia di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Kamis (24/5/2018).
Baca Juga
Menurut Samad, safari politik ini bukan semata memuluskan niatan untuk bisa berkontestasi di Pilpres 2019, melainkan juga untuk menyuarakan ide dan gagasannya demi membangun Indonesia ke depan.
Advertisement
"Jadi saya ingin menyampaikan gagasan dan ide disampaikan ke partai politik. Terlepas pada apakah parpol itu sudah punya calon yang mungkin belum dimiliki oleh calon lain," dia menerangkan.
Karenanya, Samad optimistis langkahnya bisa merebut hati rakyat Indonesia. "Jadi saya optimis, insyaallah kita bisa merebut hati masyarakat Indonesia," tutur Samad.
Samad hadir di DPP PKS pukul 13.35 WIB dengan didampingi seorang rekannya. Kedatangannya atas inisiatif pribadi dan bukan dari undangan PKS. Selama 60 menit, Samad melakukan dialog tertutup dengan Presiden PKS Sohibul Iman.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Luncurkan Revolusi Putih
Masih maraknya persoalan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang membelenggu bangsa ini, membuat Ketua KPK RI 2011-2015 Abraham Samad prihatin dengan 20 tahun perjalanan reformasi Indonesia.
"Padahal, tujuan utama reformasi 1998 adalah menghancurkan praktik KKN," kata Abraham Samad di Manado, Senin (21/5/2018).
Guna meluruskan kembali tujuan mulia reformasi, Abraham meluncurkan gerakan Reformasi Putih.
Reformasi Putih adalah gerakan damai yang melibatkan seluruh elemen bangsa untuk melakukan perubahan secara menyeluruh dengan dijiwai semangat persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera.
Pokok-pokok pikiran Abraham Samad soal gerakan Reformasi Putih ini disampaikan di tiga kampus di Manado, yakni Universitas Negeri Manado, Universitas Sam Ratulangi, dan Politeknik Negeri Manado, pada 21-22 Mei 2018.
Menurut Abraham, masih maraknya praktik KKN selama 20 tahun perjalanan reformasi karena bangsa ini tidak fokus.
"Kita seolah sibuk melakukan perubahan. Tapi, kita tidak tahu perubahan itu untuk siapa dan menjawab kebutuhan apa," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.
Abraham menjelaskan, reformasi birokrasi yang saat ini sedang digalakkan hanya dimaknai sebagai remunerasi alias naik gaji, tanpa perubahan yang berarti.
"Akhirnya, rakyatlah yang dikorbankan. Kualitas pelayanan publik rendah, pembangunan tidak merata. Di sisi lain, ego sektoral semakin tinggi dan menghambat perubahan itu sendiri," tutur Abraham Samad.
Advertisement