PPP Minta Lulung Mundur Sebelum Pindah Partai

Pimpinan DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau Haji Lulung berkeinginan untuk meninggalkan PPP.

oleh Ika Defianti diperbarui 20 Jun 2018, 06:07 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2018, 06:07 WIB
Haji Lulung
Haji Lulung akan memotong kupingnya jika Ahok berani maju dalam Pilkada DKI melalui jalur independen.(Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau Haji Lulung berkeinginan untuk meninggalkan PPP. Wakil Sekjen DPP PPP Achmad Baidowi menyatakan partainya menghormati keinginan Lulung untuk pindah partai.

"Kami hormati pilihan Lulung jika memang harus pindah partai karena kami sudah berusaha untuk melakukan pendekatan politik," kata Baidowi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (19/6/2018).

Jika berjiwa kesatria, lanjut Baidowi, hendaknya Lulung keluar dulu dari PPP baru bicara pindah ke parpol lain seperti yang dilakukan Akbar Faizal ketika pindah dari Hanura ke Nasdem dan Titiek Soeharto yang mundur dari Golkar sebelum pindah ke Berkarya.

"Perlu diingat bahwa Lulung menjadi pimpinan DPRD lewat PPP. Jika berjiwa kesatria, hendaknya mengundurkan diri, tidak berkoar-koar menggunakan fasilitas pimpinan DPRD yang didapat melalui PPP," ujarnya.

Menurut Baidowi, jika Lulung pindah partai, maka sebenarnya bukan hal baru karena sebelum masuk PPP Lulung pernah maju caleg dari parpol lain pada Pemilu 2004, tetapi tidak terpilih. "Baru ketika masuk PPP, yang bersangkutan terpilih saat maju caleg pada Pemilu 2009," kata Baidowi.

Terkait kabar hengkangnya Lulung dari PPP karena PPP dianggap meninggalkan umat, menurut Baidowi, itu hanya klaim Lulung untuk mencari pembenaran. "Terbukti berdasarkan hasil survei justru PPP yang dinilai dekat dengan umat Islam, termasuk perjuangan di bidang program legislasi di DPR," kata Anggota Komisi II DPR itu.

 

Loyalis Djan Faridz

Sementara terkait posisi Lulung yang tidak lagi menjabat ketua DPW PPP DKI, menurut Baidowi, karena memang hasil Muswil PPP DKI menetapkan Abdul Azis sebagai Ketua DPW DKI.

Ia mengatakan, Lulung merupakan loyalis Djan Faridz. Namun, Lulung dipecat dari jabatan Ketua DPW gara-gara persoalan DKI oleh DPP Djan Faridz yang memang mendukung Ahok.

"Sedari awal Lulung merupakan loyalis Djan Faridz yang melawan Pak Rommy. Kemudian ketika Pak Rommy menang secara hukum dan politik, dia minta tetap dijadikan Ketua DPW, tentu saja teman-teman PPP yang berjuang di belakang Pak Rommy keberatan, karena Ketua DPW sudah dijabat Abdul Azis hasil Muswil," katanya.

DPP PPP di bawah Rommy, kata Baidowi, sudah banyak mengalah dan menawarkan beberapa kompensasi kepada Lulung, termasuk tidak diganti dari jabatan Wakil Ketua DPRD dan dijadikan salah satu pengurus harian DPP yang membidangi pemenangan wilayah DKI-Jabar dan Banten.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya