Liputan6.com, Jakarta - Jaksa Agung M Prasetyo akan menemui terpidana mati kasus bom Thamrin, Aman Abdurrahman, dalam waktu dekat. Pertemuan itu nantinya untuk mendengar langsung pernyataan Aman soal pelaksanaan eksekusi mati.
"Iya akan kita temui. Ya tentunya bukan saya sendiri nanti. Ada perwakilan jaksa. Ya kita belum mendengar langsung. Kita temui dulu," kata Prasetyo berbincang dengan Liputan6.com usai menghadiri sunatan massal jelang Hari Bhakti Adhyaksa ke-58 di kantornya, Jakarta Selatan, Sabtu (7/7/2018).
Baca Juga
Jaksa Agung menegaskan, soal eksekusi mati, tidak bisa digelar hanya lantaran ucapan saat terpidana itu divonis. Prasetyo menuturkan, Aman Abdurrahman harus menyampaikan langsung dan membuat pernyataan tertulis terkait permintaan eksekusi.
Advertisement
"Ya selama ini itu kan muncul dari sana-sini di pemberitaan dari luar-luar aja kan. Pernyataan dia kita lihat dulu seperti apa. Betul tidak, ya kita minta pernyataan resmi," ujar Prasetyo soal Aman Abdurrahman.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Vonis Hakim
Hakim Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Akhmad Jaini menjatuhkan hukuman pidana mati kepada terdakwa kasus terorisme Oman Rochman alias Abu Sulaiman bin Ade Sudarma alias Aman Abdurrahman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
"Mengadili, menyatakan terdakwa Oman Rochman alias Abu Sulaiman bin Ade Sudarma alias Aman Abdurrahman telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana terorisme, menjatuhkan pidana kepada Oman Rochman alias Abu Sulaiman bin Ade Sudarma alias Aman Abdurrahman dengan pidana mati," kata hakim Akhmad Jaini.
Aman didakwa terlibat dalam kasus bom Thamrin, kasus bom Gereja Oikumene di Samarinda, kasus bom Kampung Melayu, serta kasus penyerangan di Bima, NTB dan kasus penyerangan Mapolda Sumut. Dia dituduh berperan sebagai penyebar ideologi radikalisme sehingga sejumlah orang melakukan teror di wilayah tersebut.
Dia seharusnya bebas dari penjara pada 17 Agustus 2017 usai menjalani masa hukuman 9 tahun atas keterlibatannya dalam pelatihan militer kelompok Jamaah Islamiyah (JI) di pegunungan Jalin, Kabupaten Aceh Besar pada 2010.
Namun, pada 18 Agustus 2017, polisi menetapkan Oman sebagai tersangka karena diduga terlibat dalam serangan teror Bom Thamrin.
Advertisement