Jurus Petani Dieng Lawan Suhu Dingin Ekstrem

Menghadapi dampak suhu dingin yang ekstrem, ratusan petani di lereng Gunung Dieng, Banjarnegara harus bekerja ekstra keras mengatasi kekeringan.

oleh Maria Flora diperbarui 10 Jul 2018, 15:11 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2018, 15:11 WIB

Liputan6.com, Banjarnegara - Selain menghadapi dampak suhu dingin yang ekstrem, ratusan petani di lereng Gunung Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, kini harus bekerja ekstra mengatasi kekeringan. Petani terpaksa menggunakan mesin pompa dari sebuah telaga untuk mengalirkan air ke ladang-ladang mereka.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Selasa (10/7/2018), tepian Telaga Merdada yang berada di dataran tinggi Dieng beberapa pekan belakangan dipenuhi ratusan pipa paralon yang tersambung dengan mesin-mesin pompa berbagai ukuran.

Air dari telaga dipompa hingga mencapai 2-3 kilometer ke atas menuju ladang-ladang kentang, kubis, dan wortel yang dikelola petani. Kekeringan yang melanda memaksa ratusan petani memutar otak agar tidak menderita kerugian.

Sebab, suhu dingin yang ekstrem sepekan belakangan mengakibatkan tanaman kentang dan sayuran mereka kering seperti terbakar matahari.

Air Telaga Merdada kini menjadi satu-satunya harapan. Semua sumber air di sekitar ladang sudah kering.

"Mata air ini untuk tanaman kentang, wortel, dan kubis, kalau nggak ada ini warga sulit dapat air," kata Setawan, salah satu petani Dieng.

BMKG menyebutkan, fenomena cuaca dingin di dataran tinggi Dieng akibat aliran massa udara dingin dari Australia.

"Suhu dingin ini karena normalnya ada aliran masa udara dingin dari Australia," kata Kepala Humas BMKG Harry Djatmiko.

Fenomena cuaca dingin yang ekstrem itu diperkirakan terus terjadi di puncak musim kemarau, antara bulan Juli hingga Agustus tiap tahunnya. (Muhammad Gustirha Yunas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya