Nyaleg dari PAN, Lulung: Konflik PPP Panjang

Politikus PPP Abraham Lunggana mendaftarkan diri menjadi calon legislatif dari PAN. Loncatan politiknya ini dipengaruhi sejumlah faktor seperti konflik PPP dan saran Rizieq Shihab.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 18 Jul 2018, 18:44 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2018, 18:44 WIB
Haji Lulung Usai Diperiksa Bareskrim-Jakarta- Helmi Afandi-20170412
Haji Lulung memperlihatkan salam tiga jari usai diperiksa Bareskrim di Ombudsman, Jakarta, Rabu (12/4). Lulung mengaku tidak terlibat pembahasan proyek pengerjaan revitalisasi gedung Teater Kesenian Jakarta. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana atau Lulung mendaftarkan diri menjadi calon legislatif dari PAN. Pria yang akrab disapa Haji Lulung itu menjelaskan alasannya meninggalkan Partai Persatuan Pembangan (PPP).

"Konflik di PPP itu berkepanjangan. Kemudian kita juga merasa gelisah saat itu. Sebelum konflik selesai, muncul lah Pilkada DKI. Nah, dua-dua ini kan dukung Ahok. Kemudian saya tidak mendukung Ahok. Kan yang punya hajat saya, Ketua DPW. Nah, saya menentukan sikap bahwa saya tidak ke Ahok. Tapi saya diberhentikan, malah dipecat," kata Lulung saat dihubungi, Rabu (18/7/2018).

Atas dasar hal tersebut dan atas saran Rizieq Shihab, Lulung akhirnya memutuskan pindah ke PAN.

"Habib Rizieq saat saya ketemu beliau mengatakan Pak Haji Lulung enggak boleh berhenti di politik. Tetapi boleh hijrah kepada partai yang berbasis umat. Nah, saya cari dong partai yang berbasis umat apa, yang amanah. Ya sudah PAN. PAN, PAN adalah nahdlatul ulama (kebangkitan ulama)," ujar Lulung.

Selain itu, Lulung meninggalkan partai yang membesarkan namanya itu karena posisi Ketua DPW PPP tidak dikembalikan padanya.

"Kemudian sekarang katanya kan sudah selesai (masalah PPP). Tapi faktanya selesai apa? Tidak islah. Kalau selesai, dia berikan dong ketua DPW-nya kepada saya. Tapi saya kan dijanjiin manis doang, mau dikasih ke DPP," ucap Lulung.

"Yang menjadi catatan besar adalah PPP hari ini tidak sesuai dengan amar maruf nahi munkar. Tidak sejalan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang berlandaskan Islam," tambah dia.

Meski permasalahan di interen PPP sudah selesai, Lulung berpendapat konflik belum selesai di kalangan umat dan kiai di Jakarta.

"Oleh karena itu, konflik PPP belum selesai. Sama siapa? Hari ini konflik PPP belum selesai dengan umat, khususnya di Jakarta. Kenapa? Karena umat kecewa. Oleh karenanya umat kecewa, banyak umat, terutama para kiai-kiai," kata Lulung.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tak Pengaruhi Kursinya di DPRD

Selain itu, meski mencalonkan diri dari PPP, bukan berarti dia otomatis berhenti menjadi Wakil Ketua DPRD.

"Jadi DPRD itu ada mekanisme sendiri untuk pemberhentian. Nah, nanti kalau udah saya jadi calon tetap, kan nanti sementara nih. Nah, nanti menjelang tetap saya harus menyatakan berhenti di partai. Nah kemudian partai baru mengajukan untuk pergantian saya di DPRD. Masih panjang," ujar Lulung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya