Liputan6.com, Jakarta - Mantan Pengacara Rizieq Shihab, Kapitra Ampera mengakui saat ini dirinya telah bergabung dengan PDIP. Ia menjadi bakal caleg dari partai tersebut untuk daerah pemilihan Riau II.
Dalam pengakuannya, Kapitra Ampera menyatakan alasan dirinya bergabung dengan partai yang dipimpin Megawati Soekarputri tersebut. Ia ingin menjadi jembatan bagi umat Islam dengan pemerintah.
Baca Juga
"Saya hanya menyaksikan kehancuran sebuah rahmat Allah yang tidak dimiliki bangsa lain? Tenggelam dalam miss persepsi dan penyesatan dalam perbedaan. Kenapa tidak saya menjembatani? Inilah saya menjembatani kebaikan di rumah Indonesia," ucap Kapitra saat konferensi pers di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Selasa (24/7/2018).
Advertisement
Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 Slamet Ma'arif angkat bicara terkait langkah yang diambil Kapitra. Dia menyatakan Kapitra saat ini menjadi lawan politiknya.
Kendati demikian, Kapitra Ampera menyatakan siap menanggung konsekuensinya. Berikut ini sikap Kapitra usai gabung dengan PDIP, seperti dihimpun Liputan6.com, Jakarta, Selasa (24/7/2018):
Tetap Dukung Rizieq Shihab
Mantan pengacara Rizieq Shihab, Kapitra Ampera, resmi menyatakan diri sebagai calon legislatif dari dapil Riau 2. Kendati demikian, dia tetap memberikan dukungan kepada Rizieq ketimbang Joko Widodo sebagai calon presiden.
"Saya juga tidak tahu Pak Jokowi lawan siapa. Ganti presiden? Oke, gantinya dengan siapa? Siapa calonnya? Kalau calonnya Habib Rizieq? Oh tenang, saya akan bela Habib Rizieq. Kalau Pak Jokowi lawan Habib Rizieq saya izin ke PDIP saya pilih Habib Rizieq," kata Kapitra saat konferensi pers di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Selasa (24/7).
Hanya saja, Kapitra mengakui secara realistis tidak ada yang mau mencalonkan pemimpin FPI itu sebagai capres. Dia enggan berkomentar lebih jauh karena dirinya bicara sebagai penghubung umat.
"Tapi siapa yang mencalonkan? Harus realistis, dong, karena konteks saya pencalegan dalam jadi jembatan untuk kebaikan, bukan jagokan kekuasaan," katanya.
"Jadi, saya belum bicara soal pencapresan karena saya harus tahu konstitusi partai seperti apa, regulasi partai seperti apa," ucap Kapitra.
Advertisement
Siap Dipanggil Cebong
Dia pun tak memasalahkan dengan pro dan kontra yang ada. Bahkan dia tak keberatan dipanggil cebong.
Cebong merupakan istilah yang beredar di dunia maya untuk menyebut pendukung pemerintahan saat ini.
"Please, call me cebong (tolong, sebut saya cebong). Hari ini saya menjadi cebong. Silakan panggil saya cebong, karena persepsi agama saya. Cebong adalah anak katak yang selalu berzikir demi kebaikan bangsa, demi kebaikan umat manusia. Itu yang saya tahu dalam terminologi Islam yang saya tahu," ucap Kapitra Ampera di kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Dia menuturkan, tidak masalah dicaci maki dengan pilihannya. Dia mengatakan tujuan hidupnya tetap sama. Dia masih akan membela ulama, agama, dan Tanah Air.
"Saya silakan dicaci maki atas pilihan yang berbeda. Tapi saya ingin mengatakan, tujuan masuk PDIP tetap sama. Membela ulama, membela agama, membela Indonesia," kata Kapitra.
Ditawarkan PDIP
Pengacara Rizieq Shihab, Kapitra Ampera mengatakan, tidak ada partai lain menawarinya untuk maju menjadi calon legislatif dalam Pileg 2019. Dia mengaku hanya PDIP yang membuka ruang baginya.
Hari ini, dia menyatakan resmi bergabung dengan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu. Dia maju sebagai bakal caleg di daerah pemilihan Riau II.
"Partai lain tidak pernah menawarkan saya. Apakah itu PKS, Gerindra, PAN, PBB, Golkar, PPP, PKB, tidak pernah menawarkan saya. Yang nawarin saya cuma PDIP," ucap Kapitra Ampera di kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Bukan hanya itu saja, lanjut dia, PDIP memberikan ruang lebar baginya untuk mengembangkan Islam. Hal inilah yang membuatnya berkeyakinan memilih partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
"PDIP juga memberikan ruang saya untuk keislaman saya. PDIP juga berjuang untuk memperjuangkan mayoritas umat Islam dan anak bangsa ini lebih sejahtera. Sehingga Marhaen jadi pemenang modal, bukan jadi kuli terus. Marhaen jadi sejahtera, bukan menderita terus," kata Kapitra Ampera.
Advertisement
Jadi Jembatan
Dia pun meminta, agar masyarakat berhenti menyebarkan hoaks, ujaran kebencian serta fitnah. Dia mengatakan, memilih masuk ke PDIP agar bisa berjuang dari dalam.
"Dan saya katakan bahwa, saya ingin menjadi jembatan Indonesia. Kita memilih si a dan si b, silakan. Kalau orang mengambil agama sebagai fatsun itu hak mereka. Tapi, jangan menuding orang yang tidak memilih keinginan orang lain, jadi kafir, lalu jadi cebong," ujar Kapitra Ampera.
Saksikan tayangan video menarik berikut ini: