Kapolri Singgung Pendanaan Teroris di Forum Pencucian Uang Asia-Pasific

Kapolri Tito Karnavian meminta kerja sama penanganan pencucian uang antarnegara ditingkatkan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 25 Jul 2018, 08:38 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2018, 08:38 WIB
Kapolri Tito Karnavian menjadi pembicara membahas pencucian uang (Istimewa)
Kapolri Tito Karnavian menjadi pembicara membahas pencucian uang (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menghadiri acara Asia Pacific on Money Laundering 21st Annual Meeting (APG ML) 2018 di Kathmandu, Nepal. Dalam acara yang diikuti lembaga resmi pemerintah dari 41 negara ini, Tito menjadi pembicara.

Ia menyampaikan beberapa hal terkait pencegahan tindak pidana pencucian uang khususnya yang dimanfaatkan untuk aksi teroris.

"Organisasi ini berupaya untuk memastikan setiap negara anggota berperan secara aktif melaksanakan standar tindakan yang telah ditetapkan dalam kebijakan anti pencucian uang, pendanaan teroris dan penyebaran pendanaan senjata pemusnah massal," kata Tito dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa (24/7/2018).

Menurut Tito, di Indonesia praktik pencucian uang tidak bisa ditolerir. Apalagi hasil pencucian uang digunakan untuk pendanaan aksi teror. Oleh karenanya, Indonesia terus berkomitmen melakukan pencegahan.

"Komitmen Indonesia terhadap upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidan pencucian uang dan pendanaan terorisme, baik di jurisdiksi Indonesia maupun dalam rangka kerjasama regional dan Internasional," terang Tito.

Kerja Sama Antarnegara

Mantan Kepala BNPT ini menilai bahwa kerjasama di bidang penanganan tindak pidana pencucian uang antarnegara penting untuk ditingkatkan.

Sebab, kata dia, beberapa kali pihaknya menemukan indikasi dana aksi terorisme berasal dari luar negeri.

"Sehingga bisa memberikan keyakinan kepada pihak penilai FATF bahwa Indonesia serius dan sangat mendukung dalam menunjang upaya yang dilakukan RI guna menjadi anggota FATF (Financial Action Task Force)," kata dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya