4 Fakta Memilukan di Balik Kedahsyatan Gempa Lombok

Kekuatan gempa Lombok membuat ribuan rumah penduduk rata dengan tanah. Tak sedikit warga yang terluka hingga meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

oleh Maria Flora diperbarui 31 Jul 2018, 08:25 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2018, 08:25 WIB
lombok
Korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (29/7/2018). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Lombok diguncang gempa 6,4 Skala Richter (SR), Minggu, 29 Juli 2018 kemarin. Bahkan, getarannya terasa hingga Pulau Dewata, Bali.

Meski kekuatannya menurun, hingga pukul 10.00 WIB, Senin, 30 Juli, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat ada ratusan gempa susulan dengan kekuatan mencapai 4 SR.

Warga pun masih trauma. Mereka selalu waspada bila terjadi goncangan yang lebih besar lagi. Kondisi ini sangat wajar mengingat dampak yang ditimbulkan akibat gempa Lombok sangat masif.

Kekuatan lindu membuat ribuan rumah penduduk rata dengan tanah. Tak sedikit warga yang terluka akibat tertimpa reruntuhan bangunan, bahkan meninggal dunia karena kedahsyatan gempa.

Berikut ini sejumlah fakta memilukan di balik kedahsyatan gempa Lombok 6,4 SR:

1. Ribuan Rumah Warga Terdampak

Gempa Lombok Akibatkan Korban Tewas dan Luka-Luka (Liputan6.com)
Gempa Lombok Akibatkan Korban Tewas dan Luka-Luka (Liputan6.com)

Gempa 6,4 SR yang terjadi di Lombok dan sekitarnya mengakibatkan sejumlah bangunan dan fasilitas mengalami kerusakan yang cukup besar.

Wilayah terdampak paling parah ada di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Tercatat ada lebih dari 1.000 unit rumah warga yang mengalami rusak berat, sedang, hingga ringan.

Beberapa wilayah lainnya yang juga ikut terdampak ada di Desa Sambik Elen, Kecamatan Bayan, Desa Pendua, di Kabupaten Lombok Utara, Desa Tepes Sepakat, Kecamatan Berang Rea, dan Kabupaten Sumbawa Barat.

Dilihat dari kerusakan akibat gempa, tampak banyak bangunan milik warga dengan kondisi dinding yang roboh dan rata dengan tanah.

2. Ratusan Gempa Susulan

Gempa berkekuatan 6,4 SR guncang wilayah Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB). (Dok: BNPB)
Gempa berkekuatan 6,4 SR guncang wilayah Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB). (Dok: BNPB)

Usai gempa utama, Lombok masih diguncang ratusan gempa susulan hingga Senin, 30 Juli 2018 pagi.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mencatat, hingga Senin, 30 Juli 2018, pukul 09.00 WIB telah terjadi 276 kali gempa susulan dengan magnitudo sebesar 5,7 SR.

"Karenanya kami meminta masyarakat untuk tetap waspada, tapi tetap tenang dan jangan panik," ucap Kepala BMKG.

Sementara, menurut Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, terjadinya gempa susulan dianggap hal wajar, bahkan dikatakan sebuah pertanda baik.

Karena saat energi dilepas terus-menerus hingga habis, maka saat itulah gempa tektonik akan jauh lebih stabil dan gempa susulan berhenti.

"Jadi, lebih baik ada gempa susulan. Kalau tidak, malah ditakutkan terjadi gempa yang besar lagi," ujar Daryono ketika dihubungi Liputan6.com di Jakarta.

3. Pendaki Terjebak di Rinjani

Rinjani (0)
Sifat aliran lahar dari suatu letusan gunung berapi tidak bisa ditebak, sehingga mungkin saja ibukota kerajaan Lombok Purba tertimbun lahar. (Sumber trekkingrinjani.com)

Dampak kedahsyatan gempa Lombok 6, 4 SR juga membuat ratusan pendaki yang tengah berada di Gunung Rinjani terjebak. Bahkan, ada dua orang dinyatakan meninggal dunia. Dia adalah Muhammad Ainul Taksim (25), pendaki asal Makassar, Sulawesi Selatan.

Sementara, perempuan warga negara Malaysia, yakni Siti Nur Lesmawida Ismail (30), yang merupakan seorang pendaki gunung ditemukan meninggal dunia. Dia ditemukan tertimpa reruntuhan bangunan di Lombok Timur.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB menjelaskan, ketika gempa terjadi, Siti bersama 15 temannya sedang berada di penginapan di Lombok Timur.

Sedangkan Ainul meninggal dunia diduga tertimpa batu longsor ketika berada di Gunung Rinjani.

Sejak Jumat, 27 Juli 2018, ada sekitar 829 orang yang mendaki Gunung Rinjani. Terdiri dari 637 adalah wisatawan asing dan 192 warga lokal.

Hingga Senin, 30 Juli 2018, Kepala Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mataram I Gusti Lanang Wiswananda menyatakan, hingga pukul 16.40 WIB, ada 429 pendaki telah turun lewat Kecamatan Sembalun, Lombok Timur.

Kini masih tersisa 266 orang pendaki yang masih berada di posisi antara Danau Segara Anak dan Pelawangan Sembalun.

4. Belasan Korban Jiwa

Ditemani TGB, Jokowi Bagi-Bagi Buku untuk Korban Gempa Lombok
Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi berbincang dengan warga saat mengunjungi korban gempa di Desa Madayin, Sambelia, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7). (Agus Suparto/Indonesian Presidential Palace/AFP)

Akibat gempa Lombok, Minggu pagi, 29 Juli 2018, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal dunia ada 16 orang. Sementara, 355 jiwa mengalami luka-luka.

Kemungkinan jumlah tersebut masih akan terus bertambah, karena pencarian korban masih terus dilakukan. Mengingat jumlah bangunan banyak yang hampir rata dengan tanah.

Sementara itu, warga yang kini tak lagi mempunyai tempat tinggal menempati beberapa lokasi pengungsian.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya