576 Gempa Susulan, Warga Lombok Mengungsi Lebih Lama Butuh Stok Sembako

Hingga saat ini masih terjadi kendala pendistribusian bantuan logistik dan air bersih untuk korban gempa Lombok, salah satunya karena kendaraan terbatas.

oleh Sunariyah diperbarui 12 Agu 2018, 18:44 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2018, 18:44 WIB
Korban gempa Lombok mengungsi di tempat terbuka.
Korban gempa Lombok mengungsi di tempat terbuka. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 576 gempa susulan, setelah gempa 7 SR, telah mengguncang Lombok hingga hari ini, Minggu (12/8/2018), pukul 15.00 WIB.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, diperkirakan gempa susulan ini masih akan terjadi hingga 4 minggu ke depan. Namun, intensitas gempa susulan kecil.

Jumlah korban pun terus bertambah. Hingga hari ini, tercatat 392 orang meninggal dunia akibat gempa bumi 7 SR di wilayah NTB dan Bali.

Sementara korban luka-luka 1.353 orang, di mana 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan.

Bantuan logistik juga terus didistribusikan kepada pengungsi. "Yang menjadi persoalan adalah terbatasnya jumlah kendaraan untuk mengangkut penyaluran logistik," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/8/2018).

Untuk masalah ini, kata Sutopo, Kepala BNPB telah menyampaikan kekurangan kendaraan untuk mendistribusikan bantuan kepada Menteri Perhubungan, dan akan dibantu menggunakan kendaraan Damri.

Untuk tenda, BNPB sudah membagikan 300 unit. Namun, jumlah itu belum memadai dan masih banyak pengungsi yang belum memperoleh tenda.

Dinas Sosial kabupaten di Lombok juga telah mengeluarkan 100 ton beras. Dapur umum lapangan sudah didirikan oleh berbagai pihak dari TNI, Polri, Tagana, BPBD, NGO dan relawan, antara lain di Kecamatan Tanjung, Bayan dan Pemenang.

Satu dapur umum mampu melayani 500–1.500 konsumsi korban gempa Lombok. Dapur umum yang sudah aktif ada 20 unit, dengan kemampuan produksi 19.900 nasi bungkus per hari.  

 

Mengungsi Lebih Lama

Sutopo mengatakan, ketersediaan beras, sembako dan kebutuhan dasar untuk pengungsi harus tersedia terus, mengingat warga kemungkinan masih tinggal lama di pengungsian.

Untuk ketersediaan air bersih, menurut BNPB, terjadi masalah di lapangan yakni terbatasnya tendon, air bersih, MCK portable dan sanitasi.

"Listrik juga belum seluruhnya menyala. Di Kecamatan Gangga Lombok Utara masih gelap gulita saat malam hari. Untuk mengatasi penerangan, sebanyak 200 unit genset sudah disalurkan, dimana 100 unit dari BNPB dan 100 unit bantuan dari swasta," jeals Sutopo.

Patroli terus ditingkatkan oleh Polri. Saat ini jumlah kriminalitas sudah turun 70 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya