Hati-Hati Hoax Soal Gempa Lombok, Cek Faktanya di Nomor Ini

Diimbau kepada masyarakat Lombok dan sekitarnya untuk tidak menelan mentah-mentah informasi yang diterima.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 25 Agu 2018, 12:07 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2018, 12:07 WIB
Ilustrasi hoax
Ilustrasi hoax (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Masih saja ada pihak yang memanfaatkan bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mencari keuntungan dengan menyebarkan berita bohong atau hoax. Bahkan serangan hoax gempa Lombok tercatat paling banyak ketimbang pada bencana-bencana lain.

Hal itu ditegaskan Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Roysepta Abimanyu dalam sebuah diskusi bertajuk 'Lombok, Status Bencana, dan Kita' di bilangan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/8/3018).

"Hoax gempa Lombok luar biasa, banyak sekali. Kalau di bencana lain paling hoax-nya ada gempa susulan, tapi kalau di sini ini terus berkelanjutan," ujar Roy.

Hal itu terbukti saat beberapa orang berhasil diamankan oleh jajaran Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) terkait penyebaran hoax. Setelah ditelusuri, ternyata mereka menyebarkan hoax dengan tujuan untuk menjarah harta para warga.

"Bahkan kemarin Polda NTB berhasil menangkap penyebar hoax, yang ternyata komplotan maling," katanya.

Karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat Lombok dan sekitarnya untuk tidak menelan mentah-mentah informasi yang diterima. Dia meminta masyarakat mengonfirmasi segala informasi yang diterima ke pihak yang berwenang.

"Oleh karena itu masyarajat jangan percaya begitu saja dengan kabar yang beredar, verifikasi dan hubungi hotline juga sudah ada," ucap Roy.

Masyarakat bisa menelepon ke nomor 085338639789 dan melalui aplikasi WhatsApp ke nomor 085961472837. Nomor tersebut merupakan hotline yang disediakan posko gempa Lombok oleh pemerintah provinsi setempat.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

Saksikan video pilihan di bawah ini

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya