Polisi Muda Diduga Tewas Dianiaya Seniornya Alami Luka di Jantung

Dari hasil autopsi, ternyata luka di jantung menjadi dugaan kuat korban mengalami sesak napas dan kejang-kejang.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 03 Sep 2018, 13:24 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2018, 13:24 WIB
Ilustrasi Penganiayaan
Ilustrasi Penganiayaan (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Kendari - Bripda Faturahman Ismail (20) diduga tewas di tangan seniornya. Polisi muda yang baru dilantik setahun lalu ini jadi bulan-bulanan seniornya yang juga berpangkat brigadir dua.

Bripda Faturahman Ismail bertugas di Direktorat Sabhara Polda Sulawesi Tenggara (Sultra). Peristiwa yang merenggut nyawanya itu terjadi pada Senin (3/9/2018) dini hari. Saat itu, korban baru saja selesai patroli.

Dua seniornya yang diketahui bernama Bripda Sulfikar dan Bripda Fislan memanggilnya ke barak bersama 19 orang teman korban. Mereka berjajar dan berlutut, kemudian dipukuli dan ditendang.

Tak tahan menahan aniayaan dua seniornya, Faturahman jatuh dan pingsan. Setelah dicek, rupanya korban sudah tidak bernyawa.

Pihak kepolisian daerah Sulawesi Tenggara langsung melakukan autopsi begitu korban dibawa ke RS Bhayangkara Kendari. Dari hasil autopsi, ternyata luka di jantung menjadi dugaan kuat korban mengalami sesak napas dan kejang-kejang.

"Korban mengalami luka memar pada dada sebelah kiri dan luka memar pada perut sebelah bawah," kata tim Dokter RS Bhayangkara Kendari, Kompol Mauluddin, Senin (3/9/2018)

Sementara dari visum dalam, korban mengalami luka memar pada jantung, retak pada tulang rusuk nomor 7 dan pada pembungkus jantung.

"Ada resapan darah pada otot perut, diduga karena benturan benda tumpul keras," ujarnya.

 


Orangtua Korban Tak Datang ke Rumah Sakit

Bripda Faturahman Ismail
Bripda Faturahman Ismail (dok. Istimewa)

Kedua orangtua korban,tidak sempat datang ke rumah sakit menjenguk korban. Keduanya berdomisili di Kabupaten Kolaka Utara, berjarak sekitar 300 kilometer lebih dari TKP.

Selain itu, jalur menuju lokasi memiliki medan yang cukup sulit. Melewati sejumlah gunung, kedua orang tua harus menghabiskan waktu 7 jam untuk menuju rumah sakit.

"Korban langsung diantar ke Kolaka Utara, menuju rumah duka. Orangtua sudah menunggu di sana," ujar keluarga korban Yusran Makmur, ditemui di RS Bhayangkara.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara bersama sejumlah anggotanya turut mengantarkan langsung korban ke rumah duka. Sejumlah keluarga histeris saat masuk menyingkap kain pembungkus korban di kamar jenazah.

Kabid Humas Polda Sultra AKBP Goldenhart menyatakan, korban mengalami sejumlah luka memar pada bagian jantung dan perut.

"Dia tewas usai mengalami sejumlah luka memar pada bagian jantung dan perut," ujar Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Goldenhart, Senin (3/9/2018).

Para pelaku kini ditangkap dan diamankan di Propam Polda Sultra.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya